Suara Surabaya mewawancarai enam pengemudi/driver ojek online (ojol) untuk mengetahui pendapatan mereka selama periode liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022/2023 yang juga bertepatan dengan libur anak sekolah, dalam satu minggu terakhir.
Ada tiga driver ojek online dan tiga taksi online yang diwawancarai suarasurabaya.net pada Rabu (28/12/2022) dengan metode random sampling.
Driver ojek online mengaku mengalami penurunan pendapatan tapi tidak terlalu signifikan selama seminggu terakhir. Sementara untuk driver taksi online, pendapatannya selama libur Nataru kali ini beragam, ada yang naik, turun dan naik turun.
Nurhuda Hidayat, driver ojol yang sudah ‘mengaspal’ sejak tahun 2016 ini mengaku orderannya turun karena libur kali ini bertepatan dengan libur anak sekolah.
“Kalau di saya turun, karena ada liburan biasanya saya narik pagi jadi agak sepi gak ada anak sekolah. Otomatis orderannya turun juga pendapatannya. Kisaran kalau normal bisa di atas 200 (ribu) sekarang di bawah 200 (ribu),” ujarnya.
Huda, sapaan akrabnya, yang tergabung dalam aplikasi Gojek mengaku mengambil semua orderan baik itu goride, gosend dan gofood.
Sementara terkait driver yang orderannya ‘anyep’ alias sepi, menurutnya itu tergantung individu masing-masing.
“Kalau driver gak nolak-nolak order pasti gak ‘anyep’ akunnya. Pasti akan ada orderan terus jadi pendapatannya bisa naik, driver kalau suka nolak orderan dia akan gak dapat orderan,” terangnya.
Senada dengan Huda, Suminto juga mengeluhkan hal yang sama. Pendapatan kotornya yang dalam periode sebelum liburan Nataru berada di kisaran Rp250 ribu turun jadi Rp150 ribu per hari.
Penurunan pendapatan ini diduga Suminto karena kian banyak driver ojol yang ‘narik’ karena sedang libur kerja.
“Rata-rata orderan nggak menurun cuma untuk kemungkinan seperti pabrik yang libur, pekerja yang punya akun (transportasi online) yang waktu itu kerja sambilan dinyalain jadi kemungkinan itu, pembgaian ordernnya di situ. Orderan saya agak menurun tapi gak signifikan, standar aja,” jelas Suminto.
Pria yang hanya mengambil orderan Go-Send ini menyebut, sebenarnya peluang untuk memanfaatkan jasa pengiriman barang terbuka lebar ketimbang pengantaran penumpang dan makanan.
“Kalau untuk pengantaran barang sebenarnya luar biasa di pihak Gojek karena sangat dibutuhkan konsumen seperti Tokopedia, Shopee, Lazada dan reguler orang nganter dokumen atau barang belanjaan, sekarang banyak yang di Go-Send kan,” ujarnya.
Dalam sehari rata-rata ia bisa mengirimkan barang untuk rute Surabaya, Sidoarjo dan Gresik. Bahkan ia pernah mengirim barang ke Krian, Pandaan, Pasuruan dan Madura.
Sementara Muh Yusuf mengeluhkan hal berbeda. Warga Surabaya yang tergabung dalam aplikasi Grab sejak tahun 2019 ini mengaku pendapatannya tidak terpengaruh dengan momen liburan kali ini.
“Biasa aja, kadang (pendapatan) 70 (ribu) bersih, kadang bisa ke atas antara 100-120 (ribu). 70 itu narik biasa aja, standar. Kalau pas ramai hampir mendekati 100,” terangnya.
Kepada suarasurabaya.net ia mengaku akhir-akhir ini untuk meraup pendapatan agak sulit karena makin banyak aplikasi transportasi online yang bermunculan.
Beralih ke driver taksi online, Hasmadi menyebut selama masa libur akhir tahun kali ini pendapatannya naik turun karena terlalu banyak pesaing.
“Kalau turun sehari bersihnya dapat 50-70 (ribu) kadang ya 100 (ribu), nggak maksimal. Kalau normal antara 150-180 (ribu) bersih sehari,” jelas Hasmadi.
Pria yang terdaftar di aplikasi Grab sejak 2018 ini mengaku, dalam sehari biasanya ia narik sejak pagi hingga malam. Dalam kurun waktu itu ia bisa mendapat 5-6 orderan saat normal, sementara ketika high demand seperti malam minggu bisa 8-9 pesanan.
Sementara untuk saat Tahun Baru mendatang ia tidak bisa memprediksi pendapatannya karena biasanya justru banyak jalan yang ditutup.
“Nggak tahu malam Tahun Baru nanti gimana karena malah tahun baruan jalan-jalan banyak yang ditutup,” ujarnya.
Berbeda dengan Hasmadi, Apendi mengatakan orderan taksi onlinenya naik dalam seminggu terakhir karena memasuki masa libur Nataru.
“Kenaikannya lumayan kemarin, dari 350an (ribu) jadi sekitar 500 (ribu) lebih,” terang Apendi.
Kenaikan ini diprediksi driver yang tergabung di Grab selama tujuh bulan terakhir karena pihak aplikator ikut menaikkan tarif.
“Dan ikut naik semua yang biasanya harga sekitar 20ribu bisa naik 25-26ribu, belum hujan, kalau hujan beda lagi dari aplikator juga menaikkan tarif,” katanya.
Selain itu banyak faktor yang turut mengerek kenaikan pendapatannya di antaranya banyak orang pergi ke mal, anak yang libur sekolah mau berlibur ke rumah saudara, hingga mengantar kembali ke rumah setelah dari rumah sakit.
“Banyak variasi penumpangnya macam-macam,” sebut Apendi.
Seperti Apendi, Iswadi juga mengaku ikut merasakan berkah liburan Nataru terhadap pendapatannya.
Pria yang terdaftar di aplikasi Gocar sejak tahun 2022 ini mengaku pendapatannya naik sekitar 10 persen tiap harinya.
“Ada pengaruhnya, sedikit kenaikannya antara 10 persen sejak liburan, kebanyakan ke gereja, mall sama KBS. Kalau seminggu ini 200 (ribu) dapat bersih,” kata Iswadi.
Iswadi juga curhat, sejak kenaikan BBM pendapatannya malah turun drastis sehingga kesulitan untuk membayar biaya operasional.
“Sebelum kenaikan BBM kita masih untung, kalau sekarang tipis buat biaya mobil gak bisa, kurang, malah minus terus,” pungkasnya.
Sebelumnya Daniel Lukas Rorong, Humas Perhimpunan Driver Online Indonesia (PDOI) Jawa Timur dalam keterangan tertulisnya menyebut Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022/2023 menjadi berkah tersendiri untuk driver online, baik itu ojek online (ojol) maupun taksi online.
Pasalnya, orderan yang diterima mengalami lonjakan cukup signifikan dan akhirnya berimbas pada penghasilan yang diterima.
“Banyak rekan-rekan driver online yang menyampaikan bahwa dirinya mengalami kenaikan pendapatan sampai 50 persen. Tak sedikit pula dari rekan-rekan taksi online yang mendapatkan penghasilan di atas Rp1 jutaan pada masa libur Nataru seperti ini,” kata Daniel.(dfn/rst)