Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) menyiagakan 54 armada kapal laut, guna mengantisipasi lonjakan penumpang di berbagai pelabuhan Jatim selama masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023.
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim mengatakan 54 armada kapal itu disiagakan selama 22 hari, terhitung sejak 18 Desember 2022 hingga 8 Januari 2023 mendatang.
Kapal-kapal tersebut disiagakan di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Tanjung Wangi Banyuwangi, Pelabuhan Gresik dan Kalianget Sumenep.
Kata Khofifah, Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim telah memprediksi penumpang moda laut musim liburan Nataru kali ini bisa mencapai 113.075 penumpang, atau terhitung 5.140 per hari.
Jumlah itu meningkat 128 persen dari periode yang sama tahun lalu, yakni total 49.705 penumpang atau 2.259 penumpang per hari.
“Personel gabungan telah disiagakan untuk melancarkan arus penumpang yang menggunakan moda transportasi laut di masa liburan,” ujar Khofifah, Sabtu (24/12/2022).
Personel gabungan yang disiagakan di antaranya dari ASDP sebanyak 1.139 personel, Otoritas Pelabuhan 59 personel, Kesyahbandaran Utama Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya 48 personel, Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan 157 personel, Unit Penyelenggara Pelabuhan 25 personel, Badan Keamanan Laut 31 personel, dan Polisi Air 48 personel.
Kemudian, untuk mengantisipasi kondisi cuaca ekstrem dan gelombang tinggi, Gubernur Jatim itu meminta Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya meningkatkan koordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
“Dari informasi BMKG, pada tanggal 23-25 Desember 2022 diperkirakan ada peningkatan gelombang antara 2,5 sampai empat meter, terutama di daerah Masalembu, Bawean, Sapudi dan Kangean,” kata Khofifah.
Adanya potensi gelombang tinggi itu, memungkinkan terjadinya penundaan keberangkatan kapal laut ke beberapa daerah tujuan.
Untuk itu, Khofifah meminta kepada penumpang moda transportasi laut supaya bersabar jika ada jadwal keberangkatan kapalnya mengalami keterlambatan karena faktor cuaca.
Sedangkan, terkait informasi gelombang tinggi BMKG juga menyampaikan ada potensi terjadi banjir rob di beberapa kawasan pesisir Surabaya.
Dampak dari banjir rob ini, kata BMKG bisa menggenangi daratan yang mengganggu transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, termasuk aktivitas petani garam dan perikanan, serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan.
“Kami minta agar masyarakat di wilayah pesisir terus waspada. Karena memang banjir rob ini dipengaruhi fase bulan baru yang mempengaruhi kondisi pasang surut terutama di Desember ini,” tutup Khofifah. (wld/bil/iss)