Sabtu, 23 November 2024

Ajinomoto Mulai Ajak Masyarakat Surabaya Pilah Sampah

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Ernest Christian Layman CEO dan Co Founder Rekosistem, Rabu (21/12/2022). Foto: Meilita suarasurabaya.net

PT Ajinomoto Indonesia mulai mengajak masyarakat Surabaya memilah sampah agar bisa dikelola. Terlebih sampah plastik yang meninggalkan jejak karbon dianggap menyebabkan krisis lingkungan hidup.

Untuk pertama kalinya, upaya itu dimulai di Pasar Sememi Benowo. Ajinomoto menggandeng perusahaan rintisan Rekosistem dan Pemerintah Kota Surabaya, dengan meresmikan fasilitas waste station kemarin, Rabu (21/12/2022).

Bangunan kontainer yang ada di bagian belakang Pasar Sememi itu siap menerima sampah-sampah milik pedagang mau pun warga sekitar. Jenis sampah yang diterima, yaitu yang masih bisa didaur ulang seperti plastik.

“Mengedukasi masyarakat mulai mengelola sampah di rumah dengan cara baik, yaitu diipilah. Dari hasil pilah itu dibawa ke sini (Pasar Sememi),” kata Yudho Koesbandryo salah satu direktur PT Ajinomoto Indonesia, Rabu (21/12/2022).

Dia mengungkapkan Pasar Sememi dipilih karena dinilai dekat dengan tempat pembuangan akhir (TPA) Benowo, yang dianggap sudah penuh dan menumpuk. Yudho berharap, selain mengatasi krisis lingkungan, upaya ini mampu menurunkan volume sampah di TPA Benowo itu.

Di sisi lain, masyarakat juga akan mendapat uang senilai Rp800 per kilogram sampah daur ulang yang disetorkan. Atau Rp1.000 per kilogram sampah yang mengandung bungkus produk milik Ajinomoto.

“Ini akan ada nilai ekonomi sosialnya. Kita berharap mampu menurunkan volume sampah yang di TPA Benowo khususnya. Target secara numerik belum ditetapkan. Kita belajar dahulu dari operasional ini. Kalau lima sampai 10 persen per hari itu, sudah luar biasa,” ucap Yudho.

Sampah-sampah yang disetor nantinya dikelola oleh rekosistem agar tidak semuanya dibuang ke TPA. Yudho melanjutkan, kedepan tidak hanya berhenti di Pasar Sememi. Upaya daur ulang sampah ini juga akan digencarkan di pasar lain.

“Yang dari kita kerja sama dengan Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya, mereka mengelola 11-12, berharap mulai dari situ,” jelasnya.

Ini sebagai bentuk tanggung jawab PT Ajinomoto Indonesia yang telah memproduksi produk berbahan campuran plastik hingga mencapai ratusan ribu ton per tahunnya.

“Kita melihat isu yang ada dan bagaimana mensolusi bersama-sama. Jadi tidak bisa ke perusahaannya saja. Harus kolaborasi oleh karena itu kita gunakan Rekosistem, karena startup berpengalaman dan pemkot yang luar biasa. Produksi (produk berkemasan campuran plastik) yang kita kirim ke konsumen cukup besar hampir ratusan ribu ton per tahun,” papar Yudho.

Langkah pengelolaan sampah itu juga diapresiasi Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya. Muhammad Amin staf yang mewakili Agus Hebi Djuniantoro kadis, menyebut TPA Benowo sudah sangat menumpuk. Perlu penaganan di sisi hulu, salah satunya di pasar.

“1.500 ton sampah kurang lebih masuk ke TPA Benowo seluas 37 hektar, tiap hari. Sekarang sudah sangat menumpuk sekali. Ini perlu dilakukan upaya penanganan sampah, terutama di hulu. Semoga bisa konsisten dan direplikasi di tempat lain,” kata Amin.

Begitu juga dengan Risdiana Kusumawati Kepala Bidang Distribusi Perdagangan Dinkopdag Surabaya menyebut pasar sebagai salah satu tempat penyumbang sampah. Di Surabaya, ada hampir 100 pasar.

“Salah satu tempat yang menghasilkan sampah adalah pasar tradisional. Pasar yang ada di pengelolaan dinkopdag ada 11, yang di PD Pasar ada 81,” pungkasnya. (lta/bil)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs