Hari ini tepat diperingati sebagai Hari Santri Nasional. Mengambil tema Bersama Santri, Damailah Negeri, hal ini ditujukan agar Indonesia senantiasa aman dan damai.Di tengah-tengah perbedaan, tahun politik, dan isu-isu sosial masyarakat diharap dapat selalu saling menghargai dan toleransi. Begitu pula untuk para santri baik tua maupun muda.
Kemudian bagaimana dengan peran santri milenial untuk tetap merawat Indonesia agar tetap damai seperti tema Hari Santri tahun ini? Berikut ulasannya.
Jangan Gampang Termakan Hoaks
Berjuluk generasi millennials tentu menjadi golongan yang amat akrab dengan sosial media dan sumber informasi berbasis daring. Menjadi santri milenial tentu harus bisa secara waspada menangkal hoaks.
Hal tersebut dapat diwujudkan dengan mengkroscek ulang informasi yang kita terima. Sehingga sebelum menerima dan menyebarkan informasi, kita telah mengetahui apakah informasi itu dapat dipertanggungjawabkan atau hanya berita palsu alias hoaks.
Kembangkan Budaya Silaturahmi
Indonesia acap kali dikenal akan keramahannya, yang mana erat kaitannya dengan tegur sapa dan silaturahmi.
Menjadi santri milenial berarti kita mendapatkan seperangkat kemudahan bersilaturahmi. Di era yang serba canggih dan mandiri ini, menjaga budaya silaturahmi menjadi salah satu kunci menjaga persatuan.
Tidak Menyebarkan Ujaran Kebencian
Ujaran kebencian atau hate speech belakangan ini semakin tumbuh subur, terutama di dunia maya. Apalagi menjelang tahun politik seperti sekarang ini.
Sebagai santri milenial tentu kita tidak boleh termakan kabar bohong, ujaran kebencian, ataupun adu domba. Berdiskusi dan berjejaring dengan bahasan menarik dan progresif ala anak muda lebih menyenangkan daripada menyebarkan kebencian.
Baca Literatur
Yang terakhir yakni baca literatur. Menjadi generasi cerdas tentu harus banyak memperkaya diri dengan literasi dan bahan bacaan. Agar asupan informasi terus diperbarui dan sesuai dengan khazanah keilmuan yang terus berkembang.
Selain itu, membaca juga dapat meningkatkan tingkat toleransi. Hal ini karena semakin banyak informasi yang kita terima, semakin kita banyak membaca, maka kita akan cenderung melihat sesuatu dari berbagai perspektif. Yang mana akan membuat kita semakin mampu menerima dan mentolerir berbagai hal. (dim/tin)