Dinas Pendidikan Kota Surabaya mengimbau, wali murid bisa melapor langsung jika masih ada penarikan iuran dari pihak sekolah untuk pelaksanaan gelaran Tari Remo Massal akhir pekan nanti.
Diketahui, sekitar 65 ribu pelajar tingkat SD-SMP di Surabaya akan menari remo serentak di 10 titik bersejarah Kota Surabaya, Minggu (18/12/2022). Kegiatan itu akan memecahkan rekor MURI karena pemilihan lokasi dinilai unik.
Namun, tidak sedikit wali murid justru protes karena merasa kesulitan mencari perlengkapan untuk menari. Termasuk harus mengeluarkan uang untuk membeli hingga membayar tarikan iuran dari sekolah demi bisa seragam dengan siswa lain.
Yusuf Masruh Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya mengaku sudah mengevaluasi dan langsung menerbitkan surat edaran kepada semua sekolah. Tidak boleh ada iuran yang ditarik ke siswa.
“Semakin dekat (gelaran), memang saya mohon maaf ke orang tua siswa. Kemarin saya juga evaluasi sebelum hari pelaksanaan, mana yang jadi kendala-kendala sekolah. Kita tidak belajar cari masalah, tapi cari solusi terbaik untuk anak-anak semua,” ujar Yusuf, Kamis (15/12/2022).
Dia menegaskan, siswa tidak harus memakai kostum lengkap tari remo. Mereka dibebaskan mengenakan seragam yang dimiliki. Hanya, diimbau tampil sama dengan siswa-siswi lainnya.
“Kemarin evaluasi ini kok ada masalah gini. Saya sampaikan, sekolah tidak mengacu harus seragam apalagi seragam remo. Dengan antusias sekolah, guru dan anak-anak, tidak mungkin cari seragam remo se-Surabaya 65 ribu siswa. Kita harus pintar-pintar siasati biar anak-anak kreatif memanfaatkan keseragaman yang tidak biasa, tidak sama, jadi kebersamaan,” paparnya.
Termasuk sekolah yang sampai menarik iuran ke siswa demi menyeragamkan kostum, Yusuf menyebut, sudah dievaluasi. Dia minta seragam cukup disesuaikan agar tampil sama tanpa harus dipaksakan.
“Saya yakin gini teman-teman saya minta tolong semua motivasi, namanya sempurna itu sulit. Saya cek teman-teman guru juga, tak pahami jangan gitu kita memang guru, kepala sekolah, anak-anak biar sinergi dalam artian bisa nanti suatu perubahan jalan baik. Meriah itu tidak harus sesuai. Ini memanamkan edukasi ke anak-anak. Contoh seragam. Saya sudah evaluasi gitu kita pakai seragam olahraga yang sama itu juga indah. Udeng gak ada pakai topi, hasduk. Termasuk rias, anak-anak biar belajar natural,” jelas Yusuf.
Usai surat edaran turun, ia tetap minta jika para orang tua mengetahui masih ada sekolah yang tetap meminta iuran, maka harus lapor ke Dispendik Surabaya.
“Jadi orang tua, saya terima kasih banyak atas bantuannya, dukungannya. Kalau memang ada hal-hal di sekolahannya, bisa langsung hubungi dispendik. Kalau itu (sanksi) harapan kami yang terbaik lah. Saya yakin guru sebagai figur teladan anak-anak pastilah sanksi itu butuh tahapan-tahapan. Mesti kita lihat,” bebernya.
Sebelumnya diberitakan, Pemkot Surabaya akan menggelar Tari Kolosal Remo Gagrak Anyar Gaya Suroboyoan.
Tari akan dibawakan sekitar 65 ribu pelajar SD-SMP negeri mau pun swasta di Surabaya. Aksi itu akan memecahkan rekor MURI. Agenda Minggu (18/12/2022) pagi sekitar pukul 07.00 WIB, serentak di 10 lokasi, yang dipilih berdasarkan nilai historisnya.
Terdiri dari Jembatan Suroboyo, Taman dalam Tugu Pahlawan, Jembatan Merah, Jalan Tunjungan, Taman Apsari, Alun-Alun Surabaya, halaman Balai Kota Surabaya, Jembatan Sawunggaling, Taman Bungkul, dan Taman Mundu Gelora 10 November. (lta/gat/ipg)