Sabtu, 23 November 2024

Pakar Komunikasi: Isu Ekonomi Lebih Penting Ketimbang Narasi Politik Identitas pada Pilpres 2024

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan

Emrus Sihombing Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) menilai, ekonomi menjadi isu penting dalam Pilpres 2024.

Tapi, dia menyayangkan ruang publik belakangan dipenuhi narasi-narasi politik identitas yang sempit. Menurutnya, pemilih rasional patut menjadikan isu ekonomi sebagai dasar pertimbangan utama dalam memilih sosok pemimpin.

“Secara substansial, memang yang paling penting isu ekonomi. Karena menyangkut kesejahteraan. Tapi, sering di ruang publik dieksploitasi oleh orang-orang tertentu bukan di isu ekonomi, melainkan isu-isu yang sifatnya politik identitas yang sempit dan emosional,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (13/12/2022).

Emrus melanjutkan, Airlangga Hartarto Menteri Koordinator bidang Perekonomian yang juga Ketua Umum Partai Golkar sepatutnya bisa menjadikan isu ekonomi sebagai modal utama untuk memenangkan pilihan publik.

“Terus terang saya mengatakan semua kandidat yang ada di Indonesia kecuali Airlangga Hartarto belum ada yang mengedepankan isu ekonomi,” katanya.

Dia bilang, isu ekonomi juga harus digelorakan ke ruang publik supaya menjadi kebutuhan masyarakat.

“Menumbuhkan kesadaran masyarakat kalau isu ekonomi penting bagi masyarakat khususnya kalangan menengah ke bawah,” lanjutnya.

Walau unggul di sektor ekonomi, Emrus melihat Airlangga Hartarto punya kelemahan. Salah satunya, terlalu sibuk bekerja dan cenderung lupa berkomunikasi dengan publik.

Untuk menutup kelemahan itu, Emrus menyarankan Airlangga membentuk tim komunikasi politik dan tim komunikasi pemasaran politik.

“Ada kelemahan Airlangga yaitu selalu bekerja. Padahal, sekarang seharusnya bekerja dan berkomunikasi agar diketahui publik,” tegasnya.

Lebih lanjut, Emrus mendoronh pasangan Airlangga Hartarto-Puan Maharani pada Pemilu 2024. Dia optimistis pasangan Airlangga-Puan bisa membawa Indonesia lebih maju, sejahtera, dan menjaga stabilitas politik.

“Jadi, kemampuan di bidang ekonomi dipasangkan dengan tokoh yang menguasai bidang sosial-politik yang didukung oleh PDIP,” pungkasnya.

Sementara itu, Lili Romli Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan, masyarakat perlu mendapatkan pendidikan politik menjelang Pemilu 2024.

Popularitas dan elektabilitas, menurutnya bukan yang utama. Tapi, visi misi serta pemikiran para calon yang akan berkontestasi.

“Saya harap lembaga survei dan media di dalam merilis memberitakan mengutamakan selain populer, dan elektabilitas, tetapi juga mengungkapkan sisi terkait dengan pendidikan politik sehingga memberikan pembelajaran bagi masyarakat,” katanya, Selasa (13/12/2022).

Selama ini, sambung Lili, lembaga survei sibuk mengumumkan tingkat elektabilitas dan popularitas, sampai hampir lupa dengan visi misi tokoh tersebut.

“Harusnya digali keinginan pemilih seperti apa? Ditanyakan visi dan misi, ingin pemimpin yang bagaimana? yang berintegritas, yang mampu mengatasi masalah pengangguran, mampu berperan dalam persaingan global. Jadi memberikan pendidikan politik, bukan sekadar suka tidak suka,” jelasnya.

Terlebih pada pemilu mendatang, mayoritas pemilihnya adalah kaum muda. Profesor Lili menyebut, mereka mandiri, berpengetahuan luas, memiliki keinginan dan kebutuhan. Sehingga, calon yang hanya mengandalkan popularitas tidak begitu diminati.

“Harus dibarengi dengan sikap visioner dan integritas. Pemilih muda memiliki akses yang luas terhadap informasi, termasuk tentang perpolitikan jelang Pemilu. Mereka butuh bukan sekadar tahu siapa yang akan maju pada Pemilu mendatang, tapi juga visi misi dan bagaimana hal itu memenuhi keinginan dan ekspektasi mereka,” paparnya.

Dari sejumlah nama bakal capres yang beredar, nama Airlangga Hartarto Menko Perekonomian kerap disebut karena kiprahnya menjadi nahkoda sektor perekonomian Indonesia, khusus di masa pandemi Covid-19.

Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar, bersama PAN dan PPP yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) juga sudah meluncurkan Program Akselerasi Transformasi Ekonomi Nasional (PATEN).

Sebelumnya, Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) merilis survei terbaru terkait dinamika politik dan pilihan masyarakat terhadap calon presiden (capres) 2024.

Survei itu mengemukakan kriteria yang harus dipenuhi calon pemimpin di masa depan, antara lain mampu meningkatkan kualitas ekonomi dan sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

Survei LKPI juga mengukur elektabilitas sejumlah tokoh untuk menjadi presiden di tahun 2024 menggantikan Joko Widodo.

Dengan simulasi nama tokoh yang disodorkan pada responden, tokoh yang paling banyak dipilih yaitu Airlangga Hartarto sebanyak 17,20 persen, Prabowo Subianto 16,20 persen, Ganjar Pranowo 10,7 persen, Anies Baswedan 7,40 persen, dan Puan Maharani 4,7 persen.(rid)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs