Minggu, 24 November 2024

Program SMA Double Track Tampilkan Berbagai Produk di Festival Millennial Entrepreneur Award

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Paiton sedang menunjukan produk unggulan berupa jamur dari program SMA DT. Foto: Istimewa

Program SMA Double Track (DT) yang digagas bersama Dinas Pendidikan Jawa Timur dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, menggelar acara Festival Millennial Entrepreneur Award (MEA)-2022, Selasa (13/12/2022).

Sebanyak 12 perwakilan sekolah dan Kelompok Usaha Sekolah (KUS)  menggelar berbagai produk yang mereka hasilkan dalam acara tersebut.

M. Zainul Asrori Ketua Tim SMA DT mengatakan, tema yang diambil pada festival tahun ini adalah Berlatih dengan Giat, Mandiri Lebih Cepat. Tema ini diambil terkait dengan fokus pelaksanaan program DT tahun keempat yang menitik beratkan pada pendirian KUS dan kemandirian peserta, serta memperbanyak alumni pelatihan yang membuka usaha mandiri dan menyerap tenaga kerja terampil.

“Sebanyak 1.541 KUS SMA Double Track sudah terbentuk dan menghasilkan berbagai produk berkualitas dan layanan jasa. Dalam MEA kali ini diikuti oleh 133 sekolah dari 28 kabupaten di Jatim. Kami akan memberikan penghargaan enterpreneur milenial dalam 12 kategori, mulai produk terbaik dan terlaris, advertising TikTok, pembuatan video tutorial, pengembang DT-Mart, dan kerja sama kemitraan dunia usaha dan industri,” kata Asrori dalam keterangan pers yang diterima suarasurabaya.net.

Asrori menjelaskan, sebenarnya KUS mirip dengan UMKM, hanya bedanya pelakunya adalah siswa yang tergabung dalam program SMA DT. KUS merupakan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 hingga 6 siswa. Dibuat kelompok kecil agar dapat efektif dan gesit kiprahnya. Dalam satu sekolah penyelenggara DT dapat dibentuk sejumlah KUS sesuai kebutuhan dan hasil kesepakatan siswa.

“Biasanya kelompok KUS memiliki anggota dengan keterampilan sejenis, misalnya kelompok tata boga atau kelompok tata busana. Tapi tidak menutup peluang KUS beranggotakan lintas bidang keterampilan,” katanya

Dikatakan Asrori, pembentukan KUS dilakukan dalam rangka memacu siswa agar segera melakukan aksi nyata. Kehadiran beberapa KUS di satu sekolah juga akan memunculkan kompetisi maupun kolaborasi yang sehat sehingga terpacu untuk menunjukkan eksistensi dan kemandiriannya.

Asrori menjelaskan, pelaksanaan Program DT tahun ini memasuki tahun keempat dengan sasaran pengembangan alumni yang berkompetensi, mampu bekerja dan berwirausaha.

“Fokus pelaksanaan tiap tahunnya berbeda sebagai upaya untuk menciptakan keberlanjutan. Di tahun pertama kami focus pada pelaksanaan pelatihan dengan pembuatan modul-modulnya, tahun kedua fokus ke pengembangan produk berkualitas, tahun ketiga pada pemasaran komunitas, dan tahun keempat fokus pada pemberdayaan KUS dan penguatan alumni program DT untuk memperluas usahanya dengan bantuan modal dari perbankan,” katanya.

Karena itu, katanya menambahkan, pada festival MEA tahun ini pihak panitia akan mengundang beberapa alumni Program DT yang dinilai berhasil baik di dunia kerja mau pun sebagai wirausahan muda.

“Kami bangga menjalankan program ini, karena di tahun keempat sudah mulai terlihat manfaat dan hasilnya. Produk dan jasa yang dihasilkan sudah mencapai 1.060 jenis dengan jumlah transaksi mencapai Rp1,715 miliar. Sebuah angka nilai yang pantastis dihasilkan dari sekolah. Keterampilan tata boga dan kecantikan peraih transaksi terbesar. Sedang untuk KUS yang memperoleh transaksi terbesar masing-masing pengolahan pastry bakery dan merias wajah panggung,” katanya. (dfn/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
28o
Kurs