Sabtu, 23 November 2024

Pemerintah China Isyaratkan Pelonggaran Kebijakan “Nol-Covid”

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Seorang pria di Beijing, China, memegang lembaran kertas putih sebagai protes atas pembatasan Covid-19, Senin (28/11/2022). Foto: Reuters

Pemerintah China dilaporkan memberi isyarat melongkarkan kebijakan “nol-Covid” setelah mendapatkan tekanan dari gelombang protes masyarakat negeri Tirai Bambu akhir-akhir ini.

Sun Chunlan Wakil Perdana Menteri China yang bertanggung jawab atas langkah pecegahan Covid-19, mengatakan bahwa pantogenisitas varian Omicron melemah.

Seperti dilaporkan Antara melansir kantor berita Xinhua, Sabtu (3/12/2022), Sun juga mengatakan bahwa pemerintah telah mengatur kondisi untuk mengubah langkah-langkah tanggap epidemi.

Pernyataan Sun di Komisi Kesehatan Nasional itu disampaikan menyusul kemarahan publik di seluruh China selama akhir pekan lalu, terhadap langkah-langkah pembatasan Covid-19 yang ketat. Beberapa demonstran secara terbuka mencela Partai Komunis yang berkuasa, dan dipimpin oleh Xi Jinping Presiden.

Sementara hingga Kamis (1/12/2022), China telah mencatat kasus harian Covid-19 sekitar 33.000 di daratan, menurut komisi tersebut. Angka itu sedikit menurun dari rekor tertinggi yang mencapai hampir 39.000, pada Minggu (4/12/2022), tetapi masih berada pada level yang tinggi.

Setelah aksi protes, beberapa pembatasan di Guangzhou, China selatan, telah dilonggarkan, di mana restoran, bioskop, dan pusat rekreasi dibuka kembali. Kota Beijing, di mana banyak permukiman dikunci karena wabah, telah mengizinkan pasar swalayan dibuka kembali setelah penutupan satu hari.

Penduduk Beijing yang tinggal di rumah, termasuk manula dan mereka yang bekerja atau belajar dari rumah juga tidak perlu lagi menjalani tes Covid-19 massal.

Xinhua yang merupakan media pemerintah China itu menyebut kereta bawah tanah dan bus di Beijing pun tidak lagi mewajibkan penumpang untuk menunjukkan hasil tes Covid-19 negatif yang diambil dalam waktu 48 jam, mulai Senin depan (5/12/2022).

Di China, orang-orang diharuskan untuk sering melakukan tes Covid-19 agar dapat pergi ke tempat umum. Mereka yang berada di daerah lockdown dilarang meninggalkan rumah mereka dan kerap kesulitan mendapatkan cukup makanan dan kebutuhan sehari-hari.

Kedutaan Besar AS di Beijing telah mendorong warga Amerika di China, untuk menyimpan persediaan obat-obatan, air kemasan, dan makanan selama 14 hari. Kedutaan Besar Jepang di Beijing juga menyarankan warga Jepang di China untuk menyiapkan stok barang-barang kebutuhan untuk 10 hari.

Sementara itu, pihak berwenang China diyakini mewaspadai kemungkinan bahwa para pelayat yang berkumpul untuk mengenang Jiang Zemin, dapat berkembang menjadi demonstrasi anti-pemerintah. Mantan Presiden itu meninggal pada Rabu (30/11/2022), dalam usia 96 tahun.

Ada seruan yang diunggah di media sosial agar masyarakat berkumpul untuk mengenang mantan pemimpin China itu. Jenazah Jiang diterbangkan dari tempat dia wafat di Shanghai ke Beijing , pada Kamis. Upacara peringatan untuknya akan diadakan di Balai Besar Rakyat (Great Hall of the People) di Beijing, pada Selasa (6/12/2022) pekan depan. (ant/bil/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs