Ujang Komarudin Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar menilai Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) sebaiknya memprioritaskan Airlangga Hartarto Ketua Umum Partai Golkar sebagai calon presiden pada Pemilu 2024.
Dia menilai, Airlangga layak karena punya rekam jejak karier politik dan kinerja yang baik sebagai menteri di masa kepemimpinan Joko Widodo.
“Hal yang membuat Airlangga pantas bersaing, antara lain dia ketum partai besar. Kemudian, dia Menko Perekonomian, dan selama ini banyak merumuskan strategi untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional,” ujarnya di Jakarta, Kamis (1/12/2022).
Tapi, sebelum resmi mengajukan Airlangga sebagai capres, Ujang menyebut ada pekerjaan rumah yang harus dibereskan Golkar dan KIB.
“Tugas Golkar dan KIB adalah menaikkan elektabilitas Airlangga supaya bisa bersaing dengan calon presiden lain,” katanya.
Melihat langkah KIB, Ujang berpendapat ada satu nama yang akan berpengaruh besar atas pemilihan capres/cawapresnya, yaitu Joko Widodo Presiden.
“Saya secara objektif menilai KIB ujungnya bukan mengajukan ketiga ketum, tapi ujungnya ada di tangan Jokowi. KIB itu milik Jokowi. Airlangga waktu momen ultah Golkar bilang soal capres menunggu arahan Jokowi,” tegasnya.
Pada Pemilu 2019, Golkar adalah partai pemenang kedua. Kader dan massanya yang tersebar di seluruh Tanah Air menyatakan siap memenangkan partai dan mengusung Airlangga sebagai capres.
Sebelumnya, Zulkifli Hasan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) bilang, ketua umum parpol anggota KIB yang pantas diprioritaskan menjadi capres adalah ketua umum Golkar.
“Kalau ketua umum partai politik tidak berani nyapres terus bagaimana? Demokrasi kita seperti apa? Oleh karena itu, prioritas tentu Golkar sebagai pemenang pemilu nomor dua. Pak Airlangga prioritas, di pantas dan layak untuk jadi capres,” ucapnya di Jakarta, Rabu (30/11/2022).
Zulkifli juga tidak menutup kemungkinan ada nama-nama bakal capres lain yang disebut dalam pertemuan KIB.
“Tentu ada juga yang teman-teman dari luar yang sudah beredar. Nama-nama tentu itu akan menjadi pertimbangan bagi kami. Tapi, prioritas tentu kedua partai,” tambahnya.
Sementara itu, Suko Widodo Pakar komunikasi politik dari Universitas Airlangga (Unair) menilai pernyataan Zulkifli Hasan bisa menjadi tanda soliditas KIB.
Menurutnya, selama ini narasi pencalonan Pilpres 2024 hanya didominasi tiga sosok, yaitu Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.
Dia menyatakan, KIB bisa memenangi suara Pilpres mendatang dengan catatan barisannya makin solid dan memaksimalkan kerja mesin politik.
“Saya kira memang dalam situasi sekarang terjadi semacam pusaran berkutat hanya pada Prabowo, Ganjar, Anies, KIB belum muncul. Tapi, sebetulnya kalau melihat secara organisasi, sepanjang KIB solid, maka dia berpotensi menguasai suara. Tentu saja KIB harus solid dan menjalankan roda partainya,” terangnya.
Suko menambahkan, selama ini perdebatan bursa capres sebagian besar berputar di media sosial dan pemberitaan. Padahal, pemenangan Pilpres 2024 bertumpu pada kekuatan jaringan.
KIB punya modal besar berupa mesin politik dari tiga anggota koalisi. KIB sepatutnya memanfaatkan dan memaksimalkan jejaring-jejaring politik itu secara nyata.
“Selama ini, yang lain lebih banyak kuat di media saja. Tapi, pilpres nanti kan kekuatan senjatanya pada jaringan. Sehingga, KIB harus bisa memanfaatkan jaringannya, kadernya secara maksimal,” tegasnya.
Sekarang, lanjut Suko, pertarungan bursa capres masih sebatas wacana. Dengan begitu, terbuka kesempatan besar bagi KIB untuk memanfaatkan lewat tindakan nyata.
“Di tengah pertempuran yang semuanya masih imajinasi menurut saya, sebenarnya KIB bisa bertindak nyata dengan cepat,” pungkasnya.(rid/ipg)