Jumat, 22 November 2024

BRIN: Target Golkar Raih 20 Persen Suara Pemilu 2024 Bisa Tercapai dengan Efek Ekor Jas

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Airlangga Hartarto dan Ganjar Pranowo. Foto: Istimewa

Lili Romli Peneliti Senior Pusat Riset Politik-Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN) menilai, target Partai Golkar meraih 20 persen suara dalam Pemilu 2024 sulit tercapai kalau melihat kondisi sekarang.

Menurutnya, Golkar bisa saja mencapai atau paling tidak mendekati target perolehan suara tersebut, dengan catatan mengusung sosok internal partai sebagai calon presiden atau calon wakil presiden (capres-cawapres).

Dengan begitu, partai berlambang pohon beringin bisa mendapat efek ekor jas (coat-tail effect) dari pencalonan Airlangga Hartarto.

“Jadi, target 20 persen itu akan tercapai atau mendekati kalau sosok Ketum Golkar Airlangga yang maju sebagai capres atau cawapres. Kalau tidak begitu, akan susah mencapai target,” ujarnya di Jakarta, Rabu (30/11/2022).

Pemilu 2019, lanjut Lili, jadi bukti besarnya efek ekor jas bagi perolehan suara partai. PDI Perjuangan mendapat efek ekor jas dari Joko Widodo yang maju sebagai capres. Begitu juga dengan Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto.

“Itu terbukti dari pemilu kemarin (Pemilu 2019). Efek ekor jas bukan pada Golkar tetapi pada PDIP. Juga pada Gerindra dan PKS dengan pengusungan Prabowo,” paparnya.

Dia melanjutkan, faktor figur dari Partai Golkar menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus dibereskan. Karena, partai lain sudah mempunyai figur kuat yang menjadi magnet partainya menjelang Pemilu mendatang, seperti PDIP dan NasDem.

“Pertama, PDIP yang selalu tertinggi dan mereka punya figur, Pak Jokowi, Ibu Mega, apalagi kalau mengusung Ganjar,” ungkapnya.

Selain itu, Golkar juga berbagi ceruk elektoral yang sama dengan beberapa partai. Sehingga Golkar harus rela berbagi suara pemilih dengan beberapa partai yang punya irisan ideologi nasionalis.

“Banyak partai yang dekat atau sama secara ideologi dengan Golkar. Ada NasDem, Gerindra, dan Partai Garuda,” tambahnya.

Pada Pemilu 2019, Partai Golkar finis di urutan kedua setelah PDIP yang memperoleh 19,33 persen suara. Sedangkan Golkar mendapat 12,31 persen suara.

Berpatokan dengan hasil tersebut, Lili menilai Golkar akan kesulitan mencapai target suara tanpa didukung efek ekor jas.

“Katakanlah sama dengan pemilu 2019, itu agak susah bagi Golkar mencapai target 20 persen. Kecuali, Golkar mengusung ketumnya menjadi capres atau cawapres,” tegas Lili.

Sebelumnya, Airlangga Hartarto Ketua Umum Partai Golkar menyatakan partainya memiliki tim yang kuat untuk menghadapi pemilu. Dia bilang, ada ribuan kader partai yang siap tempur memenangkan pemilu.

“Tugasnya jelas, three in one. Satu menang pilpres (pemilihan calon presiden dan calon wakil presiden), dua menang pileg (pemilihan calon anggota legislatif), tiga menang pilkada (pemilihan calon kepala daerah). Penugasannya jelas,” ucapnya, Minggu (27/11/2022).

Sementara itu, Direktur Riset Deni Irvani Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengatakan, berdasarkan survei terbaru, Golkar berada di posisi ke-2 kalau pemilu dilakukan hari ini.

Tapi, secara umum seluruh partai mengalami penurunan elektabilitas dibanding Pemilu 2019, karena masih banyaknya pemilih yang belum menentukan suara.

“Dalam survei, banyak masyarakat yang belum menentukan pilihan. Ada 21,3 persen. Bisa jadi di kelompok undecided voter ada pemilih Golkar. Yang jelas, elektabilitas Golkar masih bisa naik,” sebut Deni.

Sebelumnya, SMRC pernah melakukan eksperimen simulasi Airlangga dipasangkan dengan tokoh lain di luar partai. Hasil simulasi itu, pasangan Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto menempati urutan teratas.

“Tentu tidak mudah bagi Golkar, apakah mereka siap mencalonkan tokoh di luar partainya. Kalau itu terjadi, mungkin ada efeknya kalau Ganjar terasosiasi kuat dengan Golkar,” ungkapnya.

Terkait Ridwan Kamil yang disebut sedang dekat dengan Partai Golkar, Deni bilang belum ada efek signifikan kalau Gubernur Jawa Barat dipasangkan dengan Airlangga.

“Dampak duet Airlangga-Ridwan Kamil belum signifikan. Golkar perlu memperhatikan tren suara,” pungkasnya.(rid/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs