Sabtu, 23 November 2024

Lewat Diplomasi Kopi Nusantara, Kemendikbudristek Tawarkan Strategi Merawat Kebudayaan

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Pameran 'Kopi Togetherness' yang dilangsungkan di Museum Nasional Jakarta, Jumat (18/11/2022). Foto: Kemendikbudristek

Hilmar Farid Direktur Jenderal Kebudayaan (Ditjenbud) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengungkapkan tantangan dalam berdiplomasi kepada dunia tentang pengenalan kopi Nusantara terselenggara lewat Pameran ‘Kopi Togetherness’.

Hilmar juga menambahkan bahwa pameran ini sebagai persiapan Indonesia yang akan mengikuti ekshibisi internasional bertajuk ‘Qatar Year of Culture 2023’.

“Kita akan menggunakan diplomasi kopi saat pelaksanaan pameran dengan mengenalkan kopi nusantara di Qatar berlangsung selama kurang lebih enam bulan,” tuturnya saat membuka pameran yang dilangsungkan di Museum Nasional Jakarta, Jumat (18/11/2022).

Hilmar memaparkan awal mula masuknya kopi di Indonesia karena adanya sistem tanam paksa.

“Awal mula masuknya kopi di Indonesia karena adanya sistem tanam paksa yang menyakitkan, namun lambat laun hal yang menyakitkan tersebut berubah menjadi suatu hal yang membanggakan. Sesuatu yang menyakitkan jadi membanggakan, itulah yang disebut kebudayaan. Kebudayaan tersebut jadi sandaran yang membangkitkan energi kita untuk berbicara kepada dunia,” paparnya, dikutip dari keterangan resmi kemdikbud.go.id, Senin (21/11/2022).

Senada dengan itu, Sri Hartini Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Museum Nasional menyampaikan bahwasannya Kemendikbudristek menyampaikan apresiasi untuk para kurator yakni Farah Wardani Direktur Ekshibisi serta para komunitas dan pegiat kopi yang telah melakukan kolaborasi maupun memberikan kontribusi atas persiapan ‘Kopi Togetherness’.

“Sesuai dengan temanya yaitu kebersamaan, sehingga selama satu bulan, masyarakat akan diajak untuk bersama-sama menyusuri jejak kopi Nusantara lewat program publik yang disajikan lewat tema dan beragam penyajian setiap hari,” ujarnya.

Selanjutnya, Handoko Hendroyono salah satu kurator pameran menyatakan bahwa setiap hal yang berkaitan dengan kopi selalu menyenangkan.

“Secara umum terdapat dua bagian pameran. Pertama, bagian yang bersifat arsip, kedua adalah public history atau pelibatan masyarakat dalam merespons kopi,” tuturnya.

Sebagai informasi, Pameran ‘Kopi Togetherness’ dibagi dalam lima subtema yaitu Kopi Bumi, Kultur Kopi, Kopi Kini, Kopi Kita, dan Kopi Merdeka. Kopi Bumi mengangkat relasi kopi sebagai sumber daya agrikultural yang memberi sumbangsih dan keberlanjutan pada lingkungan dan beragam upaya masyarakat dan komunitas untuk memberdayakannya. Kultur Kopi mengangkat berbagai aspek kebudayaan, sejarah dan kearifan lokal yang diciptakan di berbagai pelosok nusantara. Kopi Kita dan Kopi Kini menghadirkan berbagai narasi keseharian, kreativitas dan kehidupan sosial yang terhubung oleh skema kopi Indonesia.

Adapun subtema terakhir yaitu Kopi Merdeka menghadirkan serangkaian artefak dan arsip koleksi Museum Nasional Indonesia berkolaborasi dengan museum-museum serta pusat arsip dalam jejaring nasional maupun internasional Museum dan Cagar Budaya di bawah naungan Kemendikbudristek. Diyakini subtema ini akan menawarkan sisi lain dan perspektif baru dari rekam jejak historis kopi sebagai bagian dari sejarah bangsa Indonesia.

Pameran ‘Kopi Togetherness’ akan berlangsung tanggal 18 November hingga 19 Desember 2022 dimulai dari pukul 10.00–18.00 WIB di Area Sunken, Museum Nasional Jakarta. Masyarakat dapat melihat serta melakukan registrasi atas acara yang tersaji selama pameran melalui laman https://www.museumnasional.or.id/70-program-publik-pameran-kopi-togetherness-di-museum-nasional-yuk-gabung-4456.(rum/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs