Sabtu, 11 Januari 2025

Sampah Plastik Sachet Sekarang Bisa Didaur Ulang

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Pelet plastik hasil daur ulang sampah kemasan sachet di pabrik percontohan CreaSolv di Sidoarjo. Foto: Antara

Daur ulang botol plastik sudah lazim terdengar, namun bagaimana dengan sampah plastik kemasan sachet?

Kemasan kecil nan praktis ini digemari karena produk sachet harganya relatif lebih murah, tapi di sisi lain lebih sulit didaur ulang karena terdiri dari plastik yang berlapis-lapis.

Dilansir dari Antara, CreaSolv, teknologi pengolahan sampah plastik fleksibel alias kemasan sachet yang dikembangkan Unilever dengan Fraunhover IVV di Jerman, kini hadir di Indonesia.

Teknologi dengan investasi senilai 10 juta Euro itu sudah dikembangkan sejak 2011. Pabrik percontohan teknologi itu terletak di Sidoarjo, Jawa Timur dan diklaim sebagai satu-satunya di dunia.

David Blanchard, Chief Research & Development Officer Unilever Global, mengatakan Indonesia jadi tempat pertama untuk pabrik percontohan teknologi CreaSolv.

Saat ini Indonesia sedang menghadapi masalah besar dalam menanggulangi sampah plastik. Negeri ini adalah penghasil mikroplastik -partikel plastik berukuran sangat kecil- terbesar kedua di dunia setelah China.

“Indonesia adalah tempat yang tepat untuk teknologi ini,” kata David.

Di pabrik ini, kemasan plastik sachet yang sudah dipilah, dibersihkan dan dicacah kemudian diolah hingga menghasilkan polietilena alias termoplastik.


Keping plastik hasil daur ulang. Foto: Antara

Proses daur ulang menghasilkan polietilena berbentuk batangan panjang setipis pasta spageti, dipotong-potong kecil hingga berbentuk pelet plastik, siap dijadikan bahan baku kemasan sachet baru.

Teknologi ini diharapkan bisa mewujudkan ekonomi sirkular di mana sampah produk diproses lagi menjadi bahan baku agar tidak ada limbah menggunung yang pada akhirnya merusak lingkungan.

Selama masa uji coba, pabrik percontohan ini ini bisa mengolah sampah plastik sachet hingga 3 ton per hari. Sedangkan, jika sudah beroperasi untuk skala komersial, ditargetkan tiga hingga enam bulan mendatang, pabrik ini bisa mengolah hingga 27 ton sampah plastik sachet.

Teknologi ini diklaim kelak bisa mengurangi dampak CO2 sebesar 7.800 ton per tahun untuk setiap unit operasi, setara dengan 8.200 ton plastik fleksibel.

“Ke depannya, Unilever berencana membuat pabrik teknologi CreaSolv di tempat-tempat lain di Indonesia, juga di negara lain seperti India,” katanya. (ant/dim/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Sabtu, 11 Januari 2025
25o
Kurs