Hujan dengan intensitas tinggi selama lebih enam jam di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, pada Jumat (18/11/2022) malam hingga Sabtu (19/11/2022) pagi, mengakibatkan sejumlah desa di empat kecamatan mengalami banjir.
Agung Prasetyo Kasi Kedaruratan BPBD Ngawi mengatakan, hasil pendataan sementara sejumlah desa yang banjir antara lain Desa Kedungputri, Tempuran, Dawu, dan Semen di Kecamatan Paron. Kemudian Desa Pojok dan Kendung Kecamatan Kwadungan, Desa Katikan di Kecamatan Kedunggalar, dan Desa Klampisan Kecamatan Geneng.
“Ada sekitar delapan desa di empat kecamatan yang mengalami banjir. Untuk yang tiga desa di wilayah Kecamatan Paron saat ini sudah berangsur surut,” ujar Agung Prasetyo di Ngawi, Sabtu dilansir Antara.
Menurut dia, berdasarkan penuturan warga, air mulai menggenang jalanan dan masuk rumah terjadi pada Sabtu dini hari. Ketinggian air bervariasi, ada yang sebatas paha orang dewasa, bahkan ada juga yang hingga dada orang dewasa.
Untuk Desa Kedungputri, saat dilakukan pengecekan ada sekitar 50 rumah warga yang terendam air dengan ketinggian bervariasi dari pinggang hingga dada orang dewasa.
“Ketinggian air paling parah terjadi di Desa Kedungputri yang mencapai 1,5 meter atau dada orang dewasa. Air tersebut berasal dari luapan Sungai Kedungputri yang merupakan akan sungai Bengawan Solo,” katanya.
Sejumlah warga sempat dilakukan evakuasi ke rumah yang tidak terdampak banjir. Terutama warga lansia yang mengalami sakit akibat kedinginan, dengan keluhan berupa masuk angin, mual, muntah.
Sementara untuk yang Kecamatan Paron mulai surut, namun air luapan sungai kini mulai menggenangi kawasan Desa Pojok, Kwadungan.
Agung mengaku masih belum ada data lengkap terkait berapa rumah yang terdampak di Desa Pojok. Pihak BPBD setempat masih terus melakukan pendataan.
Meski ketinggian air banjir sudah mulai surut pada Sabtu siang ini, namun warga tetap diminta waspada akan banjir susulan mengingat curah hujan diprediksi masih cukup tinggi pada beberapa hari ke depan.(ant/bil/iss)