Jumat, 22 November 2024

Oknum Guru SD Internasional di Surabaya Dipecat Karena Cubit Siswa WNA Sampai Lebam

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Ilustrasi kekerasan pada anak. Foto: Suarasurabaya.net

Seorang oknum guru SD Elyon Christian School dipecat setelah mencubit siswa WNA kelas satu sampai lebam. Penganiayaan itu dilakukan, atas dasar kesal karena siswa kurang mengerti Bahasa Indonesia.

Hal tersebut juga dikonfirmasi oleh David Hendra Kepala SD Elyon Christian School, yang membenarkan kejadian itu, usai investigasi internal. Adapun LD oknum guru tersebut sudah dipecat sejak Kamis (17/11/2022) kemarin.

“Itu terjadi di luar dugaan. Namun yang bersangkutan sudah melakukan tindakan yang melanggar kebijakan dan peraturan sekolah. Atas kejadian ini, kami sudah investigasi dan menemukan adanya pelanggaran serius terhadap kebijakan dan peraturan sekolah kami,” papar David dikonfirmasi suarasurabaya.net, Jumat (18/11/2022).

Meski menurutnya masalah ini sudah dimediasi dan berakhir damai. Tapi, oknum guru yang bersangkutan sudah resmi dipecat.

“Sehingga dilakukan pemutusan hubungan kerja. Kami sudah mediasi orang tua dan tenaga pendidik, agar masalah ini selsai baik. Sudah diselesaikan. (Guru) sudah SP3 per 17 November,” imbuhnya.

David mengaku menyayangkan peristiwa ini. Dia berjanji akan mengevaluasi kinerja seluruh tenaga pengajar untuk mengantisipasi hal serupa. “Berakhir damai. Tapi menyayangkan hal ini. Niatnya baik, tapi caranya saja yang salah,” imbuhnya.

Sementara untuk siswa yang bersangkutan, lanjut David, kondisinya sudah membaik. Namun pihak sekolah akan tetap memberi dampingan konseling.

“Program konseling dan mentoring ini bukan hanya buat murid tertentu saja tetapi juga bagi semua siswa di Elyon,” papar David.

Diketahui, LD dipecat usai melakukan penganiayaan berupa mencubit AR, siswa Warga Negara Asing (WNA) yang duduk di kelas 1D hingga lebam. Siswa mengalami luka biru di bagian punggung bawah tengkuk.

Sementara itu, Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya turut menyayangkan kejadian itu. Menurutnya guru adalah orang tua, sehingga harus menjaga sikap ke siswanya.

“Harusnya tidak seperti itu, mangkannya pas sambutan saya sampaikan guru itu orang tua. Orang tua gimana-gimana sama anak ya sayang. Jangankan keras. Berbicara lisan saja mengatakan kamu jadi jelek maka jelek. Rida Allah, rida orang tua. Jadi biarkan prosesnya berjalan,” kata Eri dikonfirmasi terpisah.

Tidak hanya sekolah negeri, kata Eri, sekolah swasta pun akan tetap jadi atensi bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kedepan.

“Negeri atau swasta kalau di bawah Pemkot juga akan kita lihat. Meski swasta, jadi tanggung jawab yayasan tapi kami yang berikan adalah bagaimana kenyamanan anak-anak Surabaya. Bagaimana pun guru itu bagian pemkot untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadi karakternya harus seperti pahlawan. Yang ngayomi, ngemong, kita akan berdiskusi terkait itu. Kita akan masuk ke yayasan, karena harus menciptakan ketenangan Kota Surabaya. Saya harus ikut selesaikan masalah itu. Kebetulan Surabaya itu yang saya pimpin hari ini,” imbuhnya. (lta/bil)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs