Joko Widodo Presiden RI, pagi hari ini, Selasa (15/11/2022), memimpin Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20), di Nusa Dua, Bali.
Dalam pidato pembuka, Jokowi menyinggung soal kondisi ekonomi global, ketahanan pangan, dan energi yang terancam krisis akibat pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina.
Sebagai Presidensi G20, Indonesia sudah berupaya semaksimal mungkin menjembatani perbedaan antara negara-negara anggotanya yang sangat dalam, dan juga lebar.
Tapi, Presiden Indonesia menyadari keberhasilan cuma bisa tercapai kalau semua negara berkomitmen, bekerja keras, menyisihkan berbagai perbedaan untuk menghasilkan sesuatu yang konkret dan bermanfaat untuk dunia.
Di hadapan para pemimpin negara dan organisasi dunia, Jokowi menyebut Indonesia memiliki 17 ribuan pulau, 1.300 suku bangsa, serta lebih dari 700 bahasa daerah.
Demokrasi di Indonesia berjalan dari tataran desa berupa pemilihan kepala desa, sampai tataran negara untuk memilih presiden, gubernur, bupati, dan wali kota.
“Sebagai negara demokrasi, Indonesia sangat menyadari pentingnya dialog untuk menemukan kesepahaman dalam perbedaan. Semangat yang sama harus ditunjukkan G20,” ujarnya.
Seperti diketahui, Indonesia mengusung tema Recover Together, Recover Stronger dalam KTT G20, yang acara puncaknya berlangsung tanggal 15-16 November 2022.
Dengan tema itu, Indonesia mengajak seluruh negara bersama-sama mengatasi berbagai permasalahan yang muncul karena pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina.
Presidensi G20 Indonesia menetapkan tiga isu prioritas, yaitu arsitektur kesehatan global, transisi energi berkelanjutan, serta transformasi digital dan ekonomi.(rid)