Sabtu, 23 November 2024

Pemkot Pastikan Hak Belajar Siswa Surabaya Terpenuhi Meski Ada Penumbuhan Karakter

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi guru sekolah dasar mengajak murid-muridnya belajar di luar ruangan. Foto: Diskominfo Kota Surabaya

Pemerintah Kota Surabaya resmi memberlakukan metode “Penumbuhan Karakter” di seluruh sekolah tingkat SD/SMP, sebagai pengganti PR (pekerjaan rumah), pada Kamis (10/11/2022).

Pemberlakuan diikuti dengan memangkas jam pelajaran sekolah hingga pukul 12.00 WIB. Adapun dalam teknis pelaksanaannya, akan dikembalikan ke masing-masing sekolah.

Yusuf Masruh Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya kepada Radio Suara Surabaya, Jumat (11/11/2022) mengatakan, metode tersebut dipastikan tidak mengurangi hak-hak anak, khususnya terkait durasi jam belajar.

“Jam efektifnya untuk mata pelajaran itu, kita tetap laksanakan tanpa mengurangi ketentuan yang dari Kemendikbud, yakni belajar minimal sehari lima jam, mulai pukul 07.00 pagi sampai 12.00 siang. Selanjutnya baru kita arahkan dengan kegiatan pembelajaran seperti seni, keagamaan seperti mengaji dan lain-lain, sesuai karakter dan arah mereka,” ungkapnya dalam program Semanggi Suroboyo di Radio Suara Surabaya.

Yusuf Masruh Kepala Dispendik Kota Surabaya saat di ruang rekaman Radio Suara Surabaya, Jumat (11/11/2022). Foto: Billy suarasurabaya.net

Menurutnya, selain memenuhi hak durasi belajar, juga mengurangi potensi siswa mengalami kejenuhan. Selain itu, jam istirahat belajar siswa jadi lebih terpenuhi setiap harinya.

Selama masa penumbuhan karakter, guru diimbau untuk lebih dekat dan memahami latar belakang siswa-nya. Tujuannya, agar pengajar tahu kapasistas, karakteristik dan kebiasaan siswa-nya di dalam dan luar sekolah.

“Jangan sampai yang murid pendiam itu dianggap teladan, bisa saja dia menyembunyikan sesuatu di catatan atau handphone-nya,” ungkapnya.

Adapun terkait evaluasi, lanjutnya, akan tetap dilakukan selama satu bulan sekali. Evaluasi tersebut, secara spesifik akan menilai bagaimana kebijakan tersebut diterapkan di suatu sekolah, sampai dengan metode pengajaran oleh gurunya.

“Evaluasi kita lakukan secara tahapan, tidak terlalu sering. Sebulan sekali. Karena kalau keseringan kumpul untuk evaluasi, malah jam belajar siswanya yang berkurang,” jelasnya.

Sementara itu, Yuli Purnomo Ketua Dewan Pendidikan Surabaya dalam kesempatan yang sama mengatakan, penumbuhan karakter pada siswa SD dan SMP sangat tepat. Apalagi selama hampir tiga tahun terakhir, sekolah dilakukan secara online sehingga aktivitas sosial berkurang.

“Mulai dari kosakata, lifestyle itu menurun sekali. Tingkat untuk gampang jenuh pada anak-anak kita juga sangat tinggi,” jelasnya.

Yuli Purnomo juga mengatakan, masa penumbuhan karakter bisa jalan lebih dari dua jam. Menurutnya, hal itu bisa menyeimbangkan otak kiri siswa selesai mengikuti pembelajaran efektif selama lima jam.

Kebijakan itu dinilainya juga mendukung kurikulum merdeka belajar yang saat ini berlaku.

“Bisa lebih fresh. Karena kegiatannya bisa diimplementasikan di banyak hal, seperti ekstrakulikuler menyanyi, main band, cheerleader dan sebagainya,” terangnya.

Untuk itu, Kepala Dewan Pendidikan Kota Surabaya itu meminta pemerintah sekolah baik negeri maupun swasta harus bisa menyediakan fasilitas yang mumpuni.

Dia juga meminta agar orang tua nantinya tidak terlalu khawatir berlebihan.Kuncinya, kata dia, yakni tetap menjaga komunikasi antara orang tua dan anak. “Artinya ada interaksi. Inilah keharmonisan yang otomatis akan terbentuk,” pungkasnya. (bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs