Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan menyebut, Jawa Timur masih membutuhkan puluhan ribu tempat tidur (bed) rumah sakit.
Berdasarkan rasio ketersediaan tempat tidur rumah sakit per satuan penduduk 1:1000, Jawa Timur yang memiliki 40 juta penduduk seharusnya memiliki 40 ribu bed. Namun nyatanya hanya tersedia 20 ribu bed.
“Kalau Indonesia 270 juta (penduduk) untuk 270 ribu tempat tidur, yang ada baru 160 ribu itu banyak sekali gap (jarak). Jawa Timur kemungkinan sama kalau totalnya 40 juta jadi butuh 40 ribu TT (tempat tidur). Kira-kira Jatim cuma separuhnya 20 ribu,” papar Menkes saat meninjau progres pembangunan Tower RSI A Yani Surabaya, Rabu (9/11/2022).
Kondisi itu menghambat upaya transformasi Kemenkes terutama berkaitan dengan layanan rujukan atau rumah sakit yang tidak memadai.
“Di kesehatan, Presiden minta saya bisa transformasi sistem kesehatan nasional, belajar dari pandemi. Salah satu dari enam transformasi adalah kedua, layanan rujukan atau RS,” jelasnya.
Akibatnya, banyak orang memilih berobat ke luar negeri karena kualitas dan kuantitas lebih unggul.
“Kuantitasnya kurang, sekarang buktinya sekitar 1 jutaan orang Indonesia pergi ke luar negeri karena layanan kuantitas dan kualitas kurang memadai di dalam negeri,” imbuh Budi.
Begitu pula dengan ketersediaan dokter 1:1000 yang baru terpenuhi separuh.
“Dokter juga butuh 270 ribu, sekarang yang praktik cuma 120 ribu, masih kurang 150 ribu. Fakultas Kedokteran di seluruh Indonesia ada 92. Produksi setahun 12 ribu, jadi kita butuh kejar 15 tahun. Tapi dari 5 atau 10 tahun lalu, ya tetap butuh waktu segitu, jadi tidak terkejar,” paparnya.
Sehingga, Budi mendukung pembangunan Tower RSI A Yani untuk menjadi RS pendidikan.
“Saya sangat dukung jadi RS pendidikan. FK Unusa, jangan lupa jadikan RS pendidikan supaya Fakultas Kedokteran bisa praktik di bawah. Apa lagi dokter spesialis kurangnya minta ampun. Terutama anak, jantung atau penyakit dalam, dan obgyn,” paparnya.
Muhammad Nuh Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) menambahkan pembangunan itu akan selesai 2023 mendatang, tepat 100 tahun NU versi Hijriah.
“Akan menampung sekitar 130 tempat tidur, memenuhi prosedur double pressure tekanan positif dan negatif seperti Covid-19,” kata Prof Nuh sapaan akrabnya.
Dia juga memastikan bangunan baru itu akan jadi RS pendidikan untuk mendukung ketersediaan tempat tidur juga dokter.
“Di atas nanti kita khususkan Fakultas Kedokteran dan program Pascasarjana,” pungkasnya.(lta/rum/ipg)