Ciputra Group menguatkan keberadaan Citraland Surabaya, yang berusia 25 tahun pada 2018, sebagai Kota Mandiri di Surabaya dengan membangun Mal Ciputra.
Sutoto Jacobus Direktur Senior Ciputra Group mengatakan, pembangunan mal ini menjadi bagian dari rencana besar Citraland Surabaya sebagai Kota Mandiri.
Ciputra Group berencana melengkapi CBD ini dengan mal, hotel, dan rumah sakit. Developer ini mewujudkan salah satunya dengan groundbreaking Mal Ciputra, Selasa (30/10/2018).
Sutoto menjelaskan, mal baru ini akan dibangun di kawasan Central Bussiness Development (CBD) Citraland Surabaya seluas 35 hektare di kawasan Surabaya Barat.
Sudah ada lahan seluas 4,2 hektare yang disiapkan untuk pembangunan mal ini dalam dua tahap. Masing-masing tahap dibangun di area seluas 2,1 hektare.
Groundbreaking untuk tahap pertama pembangunan mal yang dimulai hari ini, menurut pria yang akrab disapa Toto, berada dalam waktu yang sangat pas.
“Kita tahu Pemkot Surabaya menargetkan Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) ditargetkan selesai 2020 mendatang. Ini timing yang pas. Kami targetkan mal selesai 2021,” ujarnya di area groundbreaking Mal Ciputra.
Pemkot Surabaya, kata Toto, terus aktif melakukan pembebasan lahan JLLB. Jalan yang akan melintasi kawasan Citraland itu akan terhubung dengan bagian utara Tol Surabaya-Gresik.
“Bagian dari JLLB yang dibangun Ciputra sekitar 3 kilometer sudah selesai. Nanti, saat JLLB ini sudah beroperasi, setahun kemudian mal sudah beroperasi,” katanya.
Harun Hajadi Managing Director Ciputra Group menjelaskan detail pembangunan Mal Ciputra. Menurutnya, fokus utama mal ini pada mal komersial.
“Tapi kalau kita hanya membangun mal biasa, saya kira masyarakat sudah bosan. Makanya kami usung konsep yang beda. Ada lebih banyak area outdoor di mal ini,” katanya.
Ini mengingat pergeseran kecenderungan masyarakat, terutama anak muda Surabaya, yang sekarang cenderung memilih menghabiskan waktu di ruang terbuka.
Adapun visi Mal Ciputra ini adalah A Growing Urban Terrace. Ciputra ingin menghadirkan mal yang menawarkan konsep perkembangan teras kota di Surabaya.
Sebanyak 45 persen bagian mal ini area food and beverage dengan konsep ruang terbuka. Ada beberapa fitur unggulan, di antaranya Sunken Area dan Roof Garden.
Sunken Area menawarkan dua amphitheater yang menjadi lahan multifungsi. Baik untuk event kuliner, hiburan, seni, rekreasi keluarga sampai olahraga.
Sedangkan Roof Garden adalah area food and beverage berkonsep taman untuk memberikan pengalaman bagi pengunjung mal yang ingin menikmati pemandangan dari ketinggian.
“Kami juga akan melengkapi mal ini dengan fasilitas olahraga dan seni. Seperti lapangan basket 3-on-3 dan futsal, indoor rock climbing, juga area untuk live music performance,” katanya.
Dalam mengonsep mal ini, Ciputra Group menggandeng Airmas Asri Architects yang sudah berpengalaman mendesain mal mancanegara, terutama di Oman.
Investasi Rp400 Miliar
Untuk pembangunan tahap pertama Mal Ciputra seluas 2,1 hektare yang akan segera dimulai, Ciputra Group menyiapkan investasi senilai Rp400 miliar.
Sutoto Jacobus Direktur Senior Ciputra Group mengatakan, investasi itu berasal dari cash flow internal perseroan dan pinjaman dengan komposisi 50:50.
“Kami siapkan investasi itu untuk tahap pertama pembangunan mal dan lahan parkir. Lahan parkir ini penting untuk memudahkan pengunjung mal,” ujarnya saat groundbreaking.
Nantinya, kapasitas parkir untuk keseluruhan Mal Ciputra direncanakan mampu menampung 1.200 lot kendaraan, termasuk outdoor parking lot untuk pengunjung di area outdoor.
Toto memaparkan, keputusan Ciputra Group memulai pembangunan mal di masa ketidakpastian ekonomi Indonesia ini sudah diperkirakan dengan sangat matang.
“Karena kalau tidak kami kebut, nanti akan semakin mahal cost-nya. Kami meyakini dengan pembangunan mal ini akan menjadi nilai tambah bagi Citraland Surabaya,” ujarnya.
Mal yang akan terintegrasi dengan Water Park, Cornell Apartment dan Denver Apartment, serta Universitas Ciputra itu dibangun untuk melayani captive market di sekitar CBD Citraland.
Ciputra mengklaim, penghuni Citraland Surabaya dan sekitarnya yang sudah terbangun di lahan seluas 1.000 hektare itu mencapai 500 ribu penduduk.
“Captive market itu baik penduduk di Sememi, Beringin, Lidah Kulon, sampai di Gresik. Kami yakin, Mal Ciputra akan menjadi katalisator pengembangan Citraland 25 tahun ke depan,” ujar Harun Hajadi Managing Director Ciputra Group. (den/nin/ipg)