Pameran perhiasan bertajuk Surabaya Internasional Jewellery Fair 2022 resmi dibuka di Kota Surabaya, pada Kamis (3/11/2022).
Iskandar Husin Ketua Penyelenggara Acara yang juga Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Pengusaha Emas Perhiasan Indonesia (APEPI) mengatakan, acara itu digelar untuk mengajak masyarakat agar lebih mencintai produk perhiasan dalam negeri.
“Supaya masyarakat tidak selalu membanggakan dan beli perhiasan di luar negeri, karena dengan pameran kita ini, kita mengajak untuk melihat bahwa produk di dalam negeri itu juga tidak kalah bagus,” ucapnya.
Ia juga mengatakan, bahwa saat ini sudah banyak pengusaha perhiasan yang berhasil melakukan ekspor produknya ke berbagai negara.
“Jadi dengan demikian, perhiasan yang diproduksi dari Indonesia itu secara desain dan produknya bisa diterima oleh masyarakat internasional,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, bahwa produk perhiasan luar negeri memiliki harga yang relatif lebih mahal meskipun kualitas perhiasannya sama bagus.
Menurutnya, hal tersebut karena di luar negeri biaya sewa toko dan lain sebagainya lebih mahal. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk lebih memilih produk dalam negeri.
Sementara itu, Drajat Irawan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Timur (Jatim), menyatakan dukugannya pada pameran tersebut.
“Dengan adanya acara ini, semoga para pelaku usaha kita ini terus berkembang, sekaligus mudah-mudahan terjadi satu lompatan transaksi,” ucapnya saat menghadiri acara pameran itu.
Dalam kesempatan itu, ia juga yakin bahwa ke depan usaha perhiasan di Jatim akan terus mengalami kemajuan.”Kalau melihat ke depan, saya kira masih bagus prospeknya. Terbukti dalam kondisi pandemi Covid-19 kemarin, masih bisa bertahan dengan bagus,” tambahnya.
Ia berharap, pameran itu benar-benar mampu meningkatkan pangsa pasar dan angka penjualan bagi pengusaha perhiasan, tak terkecuali bagi pengusaha kecil dan menengah.
Sebagai informasi, acara tersebut diikuti oleh berbagai bidang usaha perhiasan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Mulai dari pabrik perhiasan, distributor perhiasan, toko perhiasan, mekanika permesinan dan kemasan perhiasan, serta pengrajin.
Dengan total peserta sebanyak 117, yakni 67 merupakan peserta swasta, 10 peserta mesin dan perangkat industri perhiasan, serta 40 pengrajin Industri Kecil Menengah (IKM) yang merupakan mitra binaan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur. (ris/bil)