Jumat, 22 November 2024

Gubernur Jatim Resmikan Enam Desa Devisa Baru di Lima Kabupaten

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur, Chesna F. Anwar Direktur Pelaksana Bidang Hubungan Kelembagaan LPEI, Arus Gunawan Direktur Eksekutif LPEI, dan Kadisperindag Prov. Jatim mengunjungi salah satu Desa Devisa terbaru. Foto: Kominfo Pemprov Jatim.

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur bersama Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) meresmikan enam Desa Devisa baru di Jawa Timur pada gelaran East Java Export Festival di Hotel Novotel Samator Surabaya, Selasa (1/11/2022).

Mengutip laman resmi Kominfo Pemprov Jatim, keenam Desa Devisa yang dimaksud adalah Desa Parengan (Tenun Ikat) di Kab. Lamongan, Desa Punjung (Olahan Jahe) di Kab. Pacitan, Desa Minggirsari (Kendang Jimbe) di Kab. Blitar, Desa Ngubalan (Kerajinan Akar Jati) di Kab. Ngawi dan dua Desa Batik dan Tenun Gedog di Kab. Tuban yaitu Desa Margorejo dan Desa Kedungrejo.

Pengukuhan dan peresmian Desa Devisa dilakukan oleh Khofifah Gubernur Jatim didampingi Chesna F. Anwar Direktur Pelaksana Bidang Hubungan Kelembagaan LPEI, Arus Gunawan Direktur Eksekutif LPEI, dan Kadisperindag Prov. Jatim. Peresmian ini ditandai dengan pemakaian rompi kepada para petinggi itu.

Setelah diresmikan keenam desa itu, Khofifah mengaku optimis untuk terus meningkatkan kinerja ekspor di Jatim terutama dari pengusaha berbasis UMKM. Sehingga di waktu yang sama dapat meningkatkan kesejahteraan para pengrajin.

“Alhamdulillah hari ini bertambah 6 Desa Devisa di Jawa Timur. Kita berharap ini bisa meningkatkan kinerja ekspor, dan sekaligus bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat utamanya pengrajin,” ujar Khofifah.

Menurut Khofifah, tujuan utama Desa Devisa adalah untuk mengekskalasi market produk lokal untuk bisa masuk ke pasar ekspor. Lewat program ini, beberapa mentor ahli juga disediakan demi mendampingi pelaku usaha untuk meningkatkan daya saing hingga laku di pasar ekspor.

Program Desa Devisa ini juga disebut sebagai bentuk nyata pemberdayaan masyarakat, terutama untuk ekspor yang bisa dimulai dari lini mana saja.

“Melalui Program Desa Devisa ini, bisa kita petakan dan prioritaskan wilayah yang memiliki produk unggulan sejenis, atau produk complementer. Sehingga dapat saling memperkuat dan menguatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” terangnya.

Khofifah berharap, ke depannya kuota Desa Devisa di Jatim dari LPEI semakin bertambah. Sebab, secara tidak langsung merupakan jembatan produk lokal untuk menjadi kunci pertumbuhan ekonomi Jatim, bahkan nasional.

“Ini ikhtiar kita bersama dalam mendukung agar bisa tercapai perluasan market dan peningkatan daya saing dari produk-produk UKM dan IKM kita hingga ke pasar global,” pungkasnya.

Sementara itu, Chesna F. Anwar Direktur Pelaksana Bidang Hubungan Kelembagaan LPEI menyampaikan peluncuran desa devisa ini merupakan program pemerintah dalam mengembangkan UMKM hingga ke pasar ekspor.

“Tujuan desa devisa adalah mengembangkan UMKM agar bisa tembus ekspor. Program kolaborasi hingga bulan September 2022 yang sudah kami laksanakan yaitu pelatihan pada 604 peserta dan menghasilkan 50 eksportir baru,” urai Chesna.

Chesna menyebutkan bahwa desa devisa paling banyak di Indonesia adalah Jawa Timur. Sebelum penambahan enam desa tersebut, telah dilakukan pendampingan oleh LPEI pada 22 desa devisa di Jatim. Melalui penambahan desa devisa, pihaknya optimis akan mendorong produk lokal Jatim hingga tembud di pasar global.

“Ini merupakan desa devisa terbanyak di Indonesia dan dari segi Pembiayaan ekspor segmen UMKM, LPEI telah menyalurkan pembiayaan ekspor Rp 5,4 trilliun per Juni 2022,” ungkapnya.

Acara peresmian Desa Devisa ini juga dihadiri antara lain Konsul Jenderal Jepang di Surabaya, Konsul Kehormatan Filipina di Surabaya, Arus Gunawan Direktur Eksekutif LPEI, Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Ditjen PEN Kemendag RI, Dewan Direktur LPEI, Ketua Kadin Jatim, Ketua KADIN Jatim, Ketua dGPEI Jatim, serta Ketua GINSi Jatim. (tik/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
35o
Kurs