Upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) memperluas akses UMKM menuju pasar global melalui sistem Communal Branding telah membuahkan hasil.
Tepatnya pada Rabu (26/10/2022) pekan lalu, produk kopi merek ‘Javeast Coffee’ hasil communal branding berhasil diekspor perdana ke Mesir. Total sebanyak 200 ton kopi Jatim dengan nilai Rp6,2 miliar itu, dikirim ke Mesir secara bertahap.
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim berharap, hasil dari communal branding ini bisa terus diperluas, tidak hanya menyasar sektor pertanian saja.
“Ke depan, upaya communal branding ini akan terus diperluas. Tidak hanya di sektor pertanian tapi juga sektor-sektor lainnya,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Senin (31/10/2022).
Diketahui, communal branding adalah implementasi program Jatim Berdaya. Yang merupakan salah satu program pokok pembangunan Jatim dalam Nawa Bhakti Satya.
Sistem communal branding merupakan program satu merek yang dimanfaatkan oleh banyak pelaku usaha. Kata Khofifah, program ini menjadi solusi untuk meningkatkan product management, consumen management dan brand management.
Sedangkan untuk Javeast Coffee, merupakan merek dagang yang digunakan untuk memasarkan hasil kopi petani dari tiga kabupaten, yaitu Desa Sidomulyo Kabupaten Jember, Desa Wonosalam Kabupaten Jombang, serta Desa Kare Kabupaten Madiun.
Gubernur Jatim itu menjelaskan, jika selama ini upaya untuk mengagregasi produk-produk koperasi dan UKM dari sektor pertanian sering mengalami kendala.
Terutama waktu menghadapi permintaan pasar yang fluktuatif, apalagi terkait dengan produksi dalam skala besar. Upaya-upaya lain dari sisi market juga sudah dilakukan, tetapi sangat terbatas pada komunitas kecil.
Sehingga jumlahnya sangat banyak dan bervariasi, dan kurang kompetitif untuk pasar ekspor yang membutuhkan kapasitas besar.
“Skema communal branding ini menjadi terobosan dari Pemprov Jatim untuk menjawab masalah keberlanjutan produk jika bersentuhan dengan pasar luar negeri, karena stok produk akan ditopang oleh lebih dari satu pelaku usaha,” katanya.
Untuk itu, berbagai upaya dalam melakukan communal branding ini terus dilakukan. Caranya, dengan melakukan pemetaan baik potensi produk, kesiapan pelaku UMKM, sampai target market atau pasarnya.
Tentunya komoditas tersebut harus memiliki potensi baik dari sisi produksi dan pasar. Terutama untuk komoditi yang memiliki pasar luas di luar negeri.
Untuk diketahui, data Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI) menyebutkan, ekspor kopi Jatim sepanjang Januari sampai Juli 2021 secara volume telah mencapai 44.992 ton dengan nilai 90,29 juta US Dolar.
Dari total ekspor tersebut, sebanyak 1.805 ton di antaranya merupakan kopi jenis Arabika, 30.832 ton jenis Robusta, dan sebanyak 12.283 ton merupakan kopi olahan.
“Untuk perdana masih komoditas kopi, tapi selanjutnya akan dikembangkan untuk komoditas lain seperti produk perikanan, perkebunan, bahkan fashion hingga produk kuliner,” pungkas Khofifah. (wld/bil/ipg)