Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menarget batik Kota Pahlawan bisa menembus pasar ekspor ke mancanegara. Eri Cahyadi optimistis, karena motif batik punya ciri khas dari daerah lain dan menjadi pengenal atau ikon Surabaya.
Karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) berencana mengembangkan motif batik itu, untuk dipasarkan ke mancanegara.
“Alhamdulilah ini menunjukkan batik Surabaya sudah bisa kita masukkan ke daerah lainnya. Karena kita sekarang sudah memiliki ciri khas dan Insyaallah batik itu akan terus kita kembangkan sampai dengan kita bisa ekspor ke negara lainnya,” ungkap Eri saat acara Karnaval nang Tunjungan, Minggu (30/10/2022) malam.
Batik khas Surabaya itu dipamerkan perdana pada event akbar “Karnaval nang Tunjungan” yang digelar oleh Pemkot Surabaya, bersama Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Surabaya dan Bank Jatim.
Bahkan turut diperagakan berbagai Kepala Daerah di Jawa Timur, yakni Gerbangkertasusila (Gresik – Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo – Lamongan), Minggu (30/10/2022).
Ragam motif batik itu merupakan hasil karya dari 16 pembatik dan 14 desainer UMKM asal Kota Surabaya. Terdiri dari motif batik Sparkling Surabaya, Gembili Wonokromo, Remo Surabaya, Abhi Boyo, Kembang Bungur, dan Doro Kidungan.
“Alhamdulillah warga antusias karena malam hari ini adalah menggerakkan UMKM. Jadi kita coba di Jalan Tunjungan dan menggerakkan semua UMKM, sekaligus tadi memamerkan dan menggunakan batik Surabaya yang dipakai oleh Kepala Daerah Gerbangkertasusila dan Forkopimda Kota Surabaya,” katanya.
Eri menambahkan, penggubaan batik khas Kota Surabaya itu dipadukan dengan motif batik khas Kabupaten Gresik dan Lamongan yang memiliki kain tenun.
“Kita sudah kerja sama dengan Gresik dan Lamongan karena di sana ada tenun. Nanti, Insyaallah batiknya itu seperti dipakai kepala daerah lain dikombinasikan, ada tenun dan ada batiknya Surabaya. Insyaallah itu yang akan kita kembangkan untuk menaikkan kemampuan UMKM Surabaya,” pungkasnya. (lta/bil/ipg)