Muhadjir Effendy Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) mengajak seluruh perguruan tinggi berkontribusi untuk Indonesia.
Ia mengatakan, kontribusi akademisi sangat dibutuhkan oleh Indonesia, mengingat akan ada banyak ancaman krisis, salah satunya krisis pangan.
“Perguruan tinggi harus dapat bergerak ke depan untuk mengantisipasi krisis-krisis yang mungkin terjadi, terutama ketahanan pangan,” ucapnya saat memberi sambutan dalam Konferensi Forum Rektor Indonesia (FRI) 2022 yang diadakan di Universitas Airlangga (Unair) Kampus C, pada Sabtu (29/10/2022).
Ia menegaskan, saat ini harus waspada dengan ancaman krisis pangan, karena beberapa negara di dunia sudah mulai melakukan pencegahan adanya kemungkinan buruk itu.
Ia juga mengatakan, bahwa adanya ketergantungan terhadap beras oleh masyarakat Indonesia, menyebabkan bahan pangan alternatif menjadi terabaikan.
Oleh karena itu, ia berharap kepada perguruan tinggi agar dapat memberikan masukan dan inovasi kepada pemerintah.
“Misalnya masukan pendekatan ekosistem dalam bantuan sosial, mendiversifikasi bantuan langsung yang tidak hanya beras namun juga bahan pangan alternatif. Sehingga ketergantungan terhadap satu jenis bahan pangan dapat diatasi,” ucapnya.
Selain itu, ia mengatakan bahwa saat ini pemerintah Republik Indonesia juga memiliki fokus untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem.
“Target tahun 2024 harus minus kemiskinan ekstrem, ini sudah ditarget dengan sangat fantastik,” ucapnya.
Meskipun begitu, ia menyatakan bahwa dalam menjalankan program itu, pemerintah tidak akan bisa berjalan sendirian.
“Jadi, harus bersama-sama, terutama rektor juga untuk ikut bekerjasama,” pungkasnya.
Ia berharap, melalui Konferensi FRI 2022 yang diadakan pada Sabtu (29/10/2022) hingga Minggu (30/10/2022) itu, dapat menghasilkan kontribusi perguruan tinggi untuk Indonesia, terutama dalam inovasi mengatasi berbagai persoalan yang sedang dan akan terjadi.(ris/iss)