Sabtu, 23 November 2024

Pemprov Jatim Siapkan Lahan Relokasi dan BTT Rp50 Juta di Tiga Kabupaten

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa waktu meninjau rumah rusak akibat bencana tanah bergerak di Kabupaten Pacitan, Jumat (29/10/2022). Foto: Humas Pemprov Jatim.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus melakukan langkah preventif untuk bencana tanah bergerak dengan menyiapkan lahan untuk relokasi warga terdampak. Yang terbaru, usai menyiapkan relokasi di Trenggalek dan Blitar, kini Pacitan yang menjadi perhatian bagi Pemprov.

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim menyampaikan dampak akibat tanah bergerak ini mengakibatkan ratusan rumah warga mengalami retak pada bagian lantai hingga struktur bangunannya. Sekaligus mengakibatkan jalan retak hingga ambles.

Gubernur Jatim itu meninjau lokasi rencana lahan relokasi bagi warga terdampak bencana tanah gerak di Desa Sukorejo, Kecamatan Sudimoro, Kababupaten Pacitan. Area lahan seluas 3,6 hektar tersebut merupakan aset milik Pemkab Pacitan.

Untuk dana relokasi lahan, Khofifah menjelaskan bahwa pemprov sudah mengalokasikan Bantuan Tak Terduga (BTT) senilai Rp50 juta untuk tiap satu unit rumah.

Anggaran BTT itu bakal dialokasikan untuk tiga tempat relokasi warga terdampak yang berada di Kabupaten Trenggalek, Blitar, dan Pacitan.

“Kalau masyarakat memang berkenan, nanti anggaran untuk membangun 1 unit rumah menggunakan anggaran BTT Pemprov sebesar Rp50 juta, itu bantuan dari Pemprov. Jika mungkin Pemkab atau masyarakat memberi kelengkapan maka akan sangat baik,” ungkap Khofifah dalam keterangannya, Sabtu (29/10/2022).

Meski demikian, Khofifah mengungkap upaya relokasi rumah dari Pemprov dan Pemkab setempat ini akan berjalan lancar apabila masyarakat setuju untuk direlokasi.

“Kami Pemkab dan Pemprov bersama-sama, salah satu solusi untuk bisa memberikan hunian yang aman yaitu lewat hunian tetap. Asal masyarakatnya setuju. Lahannya ada dan bisa disiapkan untuk bangunan tetap,” ungkapnya.

Kemudian, Gubernur Jatim itu tetap mengingatkan masyarakat untuk waspada supaya risiko bencana alam bisa diminimalisir melalui upaya mitigasi.

Upaya mitigasi tersebut diminta Khofifah dengan kembali mengaktifkan Satgas penanggulangan bencana di setiap kabupaten atau kota, kecamatan bahkan desa dan kelurahan.

Kata Khofifah cuaca ekstrim belakangan ini menyebabkan berbagai bencana hidrometeorologi. Seperti angin puting beliung yang mengakibatkan beberapa daerah di wilayah selatan pulau Jawa mengalami bencana seperti banjir, tanah gerak dan tanah longsor.

“Masing-masing harus melakukan mitigasi secara lebih komprehensif jadi mitigasi semua masyarakatnya, komunitasnya, kemudian kami dari Pemprov dan Pemkab juga bersama-sama,” pungkasnya.(wld/rum/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs