Upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda yang digelar di Balai Kota Surabaya tidak hanya heroik, tapi juga mengkolaborasikan kebhinekaan. Mulai dari ragam baju adat hingga tampilan tari-tarian.
Setidaknya 400 warga Surabaya sudah hadir sebelum upacara resmi dimulai pukul 07.30 WIB di halaman Taman Surya Balai Kota Surabaya, Jumat (28/10/2022). Tak kalah semarak dengan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Surabaya. Tamu rakyat itu juga mengenakan ragam pakaian adat, kebaya, mau pun batik.
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya juga turut menjunjung pakaian adat dengan bangga. Mengenakan baju warna merah dan emas khas Palembang, inspektur upacara itu memasuki lapangan.
Suasana heroik terasa sepanjang berjalannya upacara. Bukan hanya pengibaran Bendera Merah Putih, mengheningkan cipta, membacakan teks Pancasila, atau membacakan teks pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Terlebih saat sejumlah pemuda membacakan Kongres Sumpah Pemuda di hadapan seluruh tamu undangan Pemerintah Kota Surabaya.
Disusul Eri Cahyadi yang membaca naskah sambutan Hari Sumpah Pemuda dari Zainuddin Amali Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).
Usai ditutup rangkaian upacara, kolaborasi kebhinekaan belum berhenti. Langsung disambung dengan tampilan drama kolosal Sumpah Pemuda bercampur tari-tarian.
Ada sekitar 30 menit berlangsung belasan tarian juga lagu-lagu daerah yang dibawakan bergantian tanpa putus. Termasuk tampilan Reog Ponorogo sebagai salah satu seni kebanggaan Indonesia.
Makna kolaborasi kebhinekaan yang dikemas dalam bentuk seni di upacara itu, menurut Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya, agar tidak ada lagi perbedaan di Kota Pahlawan.
“Hari ini adalah Hari Sumpah Pemuda. Maka saya berharap di Kota Surabaya tidak ada lagi perbedaan suku, agama, dan ras,” kata Eri usai upacara, Jumat (28/10/2022).
Eri juga meminta para pemuda di Surabaya mengambil peran dalam pembangunan, tanpa melupakan cerita sejarah.
“Kita sebagai pemuda ingat, sejarah itu adalah ilmu yang harus dipegang teguh, tidak boleh dilupakan. Dengan makna Sumpah Pemuda, maka pemuda harus jadi garda terdepan terhadap perubahan pembanguan Kota Surabaya,” imbuhnya. (lta/gat/ipg)