Budi Karya Sumadi Menteri Perhubungan mengatakan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dalam jangka panjang akan diteruskan hingga ke Surabaya.
Ini disampaikan Budi dalam Seminar Nasional bertema “Mewujudkan Sustainable Smart Transportation Menuju Indonesia Emas 2045 Melalui Rekayasa Sistem dan Teknologi” yang diselenggarakan di Jakarta, Kamis (27/10/2022) oleh Kemenhub dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII).
“Kemenhub juga akan menyertakan PII dalam sejumlah kegiatan di sektor transportasi, seperti melakukan pengawasan pada pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung yang dalam jangka panjang akan diteruskan hingga ke Surabaya. Selain itu, kerja sama juga akan dilakukan untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) di sektor transportasi,” ungkap Menhub mengutip keterangan di situs Kemenhub.
Pada kesempatan yang sama, Danis Hidayat Sumadilaga Ketua umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) mengungkapkan, PII memiliki misi untuk mewujudkan profesi insinyur yang berdaya saing. Untuk itu, PII berkolaborasi dengan Kemenhub sebagai salah salah satu upaya mewujudkan hal tersebut.
Menurutnya, saat ini di Indonesia, terdapat 5.300 insinyur per satu juta penduduk Indonesia. Jumlah ini masih kurang jika dibandingkan dengan negara lain seperti Vietnam yang memiliki 9.000 insinyur per satu juta penduduk, dan Korea Selatan yang memiliki 25.000 insinyur per satu juta penduduk.
“Menyongsong Indonesia Emas 20245, kami berharap ada kurang lebih 25 ribu insinyur per satu juta penduduk di Indonesia. Baik itu insinyur yang berada di industri, akademisi dan pemerintahan,” tuturnya.
Seperti diketahui, Peletakan batu pertama pembangunan unit kereta cepat dengan rute Jakarta – Bandung telah dilakukan Joko Widodo Presiden pada 21 Januari 2016 lalu.
Kereta canggih tersebut untuk sementara dinamai Komodo Merah, merujuk pada salah satu ujungnya yang sedikit meruncing mirip moncong hewan komodo.
Pada Juni 2023 Komodo Merah akan dioperasikan melayani rute Jakarta-Bandung sejauh 142,3 kilometer dalam 68 kali perjalanan setiap harinya. Sebanyak 80 km dari total jaraknya berupa jalur layang dengan 13 terowongan menembus perbukitan cadas.
Proyek berbiaya hingga Rp118,5 triliun ini sendiri siap melahap rute Jakarta-Bandung hanya dalam waktu 40 menit dengan kecepatan maksimal 350 km per jam. Padahal, jenis kereta tersebut diklaim mampu melesat hingga 420 km per jam.(dfn)