Tirto Adi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sidoarjo menyampaikan ada belasan sekolah yang rusak akibat dampak terjangan angin puting beliung di Kota Udang.
Beberapa sekolah yang rusak itu terdampak puting beliung dalam dua waktu yang berbeda. Yang pertama pada Selasa (11/10/2022) ada 11 sekolah yang rusak. Kemudian kedua pada Minggu (23/10/2022) ada empat sekolah.
“Belasan sekolah mengalami kerusakan di bagian atapnya, yang paling parah plafonnya sampai ambrol. Seperti di SDN 1 Sidokepung dan SDN Sumput,” ujar Tirto waktu dikonfirmasi, Selasa (25/10/2022).
Tirto melanjutkan, meski beberapa sekolah plafonnya ada yang jebol dia mengungkap kerusakan itu segera ditindaklanjuti oleh pihaknya. Sehingga kelas-kelas yang atapnya ambrol bisa segera diperbaiki supaya tidak mengganggu proses belajar mengajar akibat kekurangan kelas.
Kadis Disdikbud Kabupaten Sidoarjo itu menyampaikan ada pemetaan dan beberapa mekanisme untuk memperbaiki kerusakan bangunan sekolah.
“Kalau sekolahnya rusak kategori ringan itu bisa langsung diperbaiki pakai dana BOS. Tapi kalau rusaknya dikategori sedang dan berat, harus mengajukan dana ke BPBD Sidoarjo tembusan dari Disdikbud Sidoarjo untuk mengajukan ke pusat,” jelasnya.
Selain itu, Tirto mengatakan jika hari ini pihaknya juga menggelar rapat bersama beberapa para kepala sekolah tentang persoalan hambatan belajar siswa yang rumahnya rusak akibat peristiwa kemarin.
Salah satu usulan yang muncul dalam rapat koordinasi itu adalah mengadakan proses belajar mengajar di posko darurat, salah satunya di Dusun Mlaten, Desa Sidokepung, Kabupaten Sidoarjo yang ratusan rumahnya rusak.
“Jadi nanti para guru datang ke posko untuk mengajar, saya berharap besok sudah bisa mulai,” ucapnya.
Sementara itu, Sri Rahayu Wilujeng Kepala Sekolah SDN Sumput Sidoarjo menyampaikan bahwa sekolahnya mengalami kerusakan yang berat akibat angin puting beliung dalam dua waktu yang berbeda. Akibatnya, dua kelas di SDN Sumput itu plafonnya ambrol dan berdampak pada jam belajar siswa.
Sri Rahayu menambahkan, bahwa dalam proses belajar ada tiga sesi belajar untuk para siswa.
“Dua ruang kelas untuk kelas 3 dan 4 plafonnya ambrol, akibatnya dua sampai tiga kelas yang dempet sama ruang kelas tidak kami gunakan. Karena khawatir nanti tiba-tiba atapnya ambrol,” ujar Sri.
Dia juga menyampaikan bahwa pihak sekolah sudah mengirimkan laporan ke Disdikbud terkait ruang kelasnya yang mengalami kerusakan. Namun baru ditinjau oleh dinas tersebut.
“Kami sudah buat laporan pada peristiwa pertama yang Selasa lalu (11 Oktober 2022–red) itu sudah ditinjau namun belum diperbaiki. Kami berharap supaya segera ada perbaikan karena para siswa jam belajarnya ada yang berkurang karena kekurangan kelas,” pungkasnya.(wld/rum/ipg)