Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) berupaya memperluas akses internet ke luar Pulau Jawa, menanggapi survei terbaru soal kecepatan internet di Indonesia.
“Anggota APJII terus mengembangkan jangkauan akses internet broadband ke seluruh wilayah Indonesia, khususnya wilayah di luar pulau Jawa,” kata Muhammad Arif Angga Ketua UMUM APJII saat dikonfirmasi Antara, Sabtu (22/10/2022).
Berdasarkan laporan dari Speedtest Global Index (perusahaan teknologi Ookla), Bekasi menempati urutan ke-134 di dunia untuk kecepatan internet seluler. Rata-rata kecepatan unduh internet di Bekasi sebesar 16,47 MBps.
Selain Bekasi, Jakarta Selatan juga masuk ke urutan 136 dengan kecepatan unduh internet seluler 16,14 MBps.
Sementara untuk internet fixed broadband, Bekasi berada di urutan 136 dengan kecepatan unduh 27,04 MBps. Di bawahnya, urutan 137, Jakarta Selatan dengan kecepatan unduh 27,00MBps.
Uji sampel Speedtest Global Index yang dilakukan di dua kota berada di Pulau Jawa. Sehingga APJII berupaya perluas jangkauan fixed broadband ke luar Jawa dengan beralih ke serat optik.
Selain itu, mereka juga membangun jaringan tulang punggung dan mengoptimalkan keberadaan “internet exchange” supaya penyedia jasa internet di daerah bisa lebih cepat terhubung ke server konten di dalam dan luar negeri.
Menurut Arif, saat ini penyedia jasa internet membutuhkan dukungan berupa insentif fiskal dan insentif kebijakan yang mendukung kepastian investasi untuk memperluas fixed broadband ke luar Pulau Jawa.
“Penyelenggara juga membutuhkan dukungan dari pemerintah daerah yang berurusan langsung dengan perizinan,” kata Arif.
Speedtest Global Index mengambil sampel dari dua kota berpenduduk di atas 500.000 jiwa di setiap negara yang mereka survei. Berdasarkan riset itu, Shanghai menempati urutan pertama untuk mobile broandband dan Beijing untuk fixed broadband.
Laporan dari OpenSignal pada Mei 2022 menunjukkan kecepatan unduh rata-rata jaringan 4G di Indonesia sebesar 16,4MBps dan kecepatan unggah 7,4MBps.
Lebih dari separuh orang Indonesia (77,64 persen) terhubung ke internet melalui data seluler berdasarkan survei APJII pada 2021 hingga kuartal pertama 2022. Hanya 20,61 persen yang menggunakan Wi-Fi yang terpasang di rumah.
Berdasarkan survei APJII, mayoritas orang Indonesia (89,03 persen) terhubung ke internet melalui ponsel atau tablet, hanya 0,73 persen yang melalui komputer atau laptop. Terdapat 10,24 persen responden yang menjawab menggunakan ponsel dan komputer.
“Sebanyak 210.026.769 orang Indonesia terhubung ke internet, dari total populasi 272.682.600 jiwa pada 2021. Penetrasi internet di Indonesia saat ini mencapai 77,02 persen,” ujarnya.(ant/tik/iss)