Sabtu, 23 November 2024

Kebangkitan Nokia, Kejar Top 5 Dunia dengan Smartphone Bothie untuk Vlogger

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Miranda Miranda Vania Warokka Head of Marketing HMD Global, produsen ponsel Nokia (tengah) saat menunjukkan Nokia 6.1 Plus di Surabaya, Jumat (2/11/2018). Foto: Denza suarasurabaya.net

Miranda Vania Warokka Head of Marketing HMD Global, produsen ponsel Nokia mengakui belum semua orang tahu bahwa Nokia memiliki smartphone berbasis Android.

Nokia adalah merek ponsel yang sempat meraih kejayaan di tahun 2000-an dengan menguasai pasar ponsel lebih dari 50 persen. Sampai kemunculan I-Phone, BlackBerry, lalu Android.

Nokia seolah tenggelam dalam ingatan generasi yang sempat merasakan kecanggihan ponsel-ponsel Nokia di zamannya, yang kini terpaksa pindah ke lain hati, ke smartphone Android.

Sejak 2017 lalu, Nokia merilis sejumlah seri smartphone android. Dimulai dari seri 6, kemudian seri 2, 3, 5, dan seri 8 sebagai smartphone android papan atas pada Februari lalu.

Tapi lagi-lagi, diakui oleh Miranda, belum banyak orang menyadari bahwa Nokia sekarang punya smartphone android. HMD Global pun menerapkan strategi baru.

Melalui Nokia 6.1 Plus yang diluncurkan September lalu di Indonesia, Nokia bangkit menyasar segmen menengah smartphone android.

Nokia 6.1 plus dikenalkan sebagai ponselnya konten kreator, khususnya para vlogger. Seperti yang tersemat di Nokia 8 yang lebih dulu meluncur ke Indonesia, Nokia 6.1 plus menawarkan fitur dual-sight camera.

Fitur ini atau yang dikenalkan dengan istilah bothie, memungkinkan pengguna melakukan foto atau video menggunakan kamera belakang dan depan secara bersamaan.

“Fitur ini akan memberikan pengalaman baru bagi konten kreator karena bisa digunakan juga saat live Facebook maupun YouTube,” kata Miranda di Surabaya, Jumat (2/11/2018).

Kamera belakang ponsel cerdas ini dilengkapi sensor ganda 16MP dan 5MP dengan lensa carl seizz yang diklaim menyuguhkan ketajaman dan detail gambar yang lebih tinggi.

Nokia melengkapi seri 6.1 plus-nya dengan kamera depan resolusi besar, 16 MP dibekali kecanggihan Artificial Inteligence (AI) dengan hasil yang diklaim mirip cermin.

Di seri ini, Nokia mengusung chipset Qualcomm Snapdragon 636 mobile, prosesor Snapdragon generasi ke-6 terbaru yang memiliki beberapa kemampuan prosesor generasi ke-8.

Ditambah lagi, kekuatan baterai besar 3060 MAh yang didukung fitur quick charge 4.0 dengan USB type-C. Ponsel ini diklaim tahan sepanjang hari untuk pelbagai aktivitas multitasking.

Miranda mengungkapkan, setelah dua bulan diluncurkan di pasaran, hasil penjualan smartphone berlayar 5,8 inci dengan aspek rasio 19:9 yang ini cukup positif.

HMD Global pun semakin percaya diri dengan hadirnya seri 6.1 plus yang dilengkapi penyimpanan ROM 64GB, RAM 4GB, serta keunggulan Android One yang memungkinkan update OS Android Oreo ke Android Pie ini.

Melalui Nokia 6.1 plus, HMD Global fokus mengedukasi target market baru selain Nokia Enthusiast yang telah akrab dengan fitur phone brand asal Finlandia ini pada 2000-an.

“Kami menyasar segmen yang lebih muda, atau disebut milenials dengan berbagai kegiatan community engagement dan forum. Secara global, Nokia ingin jadi Top 5 (brand, red),” ujarnya.

Setelah kampanye ke Yogyakarta beberapa waktu lalu, Nokia akan melakukan kampanye yang disebut Seizz Project ke komunitas dan forum yang ada di Surabaya.

“Kami besok ada acara itu, Seizz Project. Kami akan mengajak milenials berkolaborasi dengan idolanya menyalurkan bakat di bidang fashion, musik, tari, visual art dan lain-lain,” katanya.(den/tin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs