Sabtu, 23 November 2024

Ekspedisi JawaDwipa Akan Melacak Jalur Gempa dan Tsunami di Jatim Lewat Pengetahuan Lokal

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Trinirmalaningrum salah satu tim Ekspedisi JawaDwipa yang juga merupakan direktur Yayasan Skala Indonesia, saat berada di C2O Library & Collabtive Surabaya, pada Selasa (18/10/2022). Foto: Risky suarasurabaya.net

Tim Ekspedisi JawaDwipa akan melakukan pelacakan jalur gempa dan tsunami di Jawa Timur melalui manuskrip dan memori kolektif masyarakat, pada 14 November hingga 16 Desember 2022.

Trinirmalaningrum salah satu tim ekspedisi JawaDwipa yang juga merupakan direktur Yayasan Skala Indonesia mengatakan, perjalanan tersebut akan dilakukan untuk mendokumentasikan pengetahuan masyarakat tentang peristiwa bencana, khususnya gempa dan tsunami di Jawa Timur.

“Mengapa pengetahuan lokal itu penting? Karena bencana selama ini terjadinya di tingkat lokal. Sehingga pengetahuan-pengetahuan tersebut perlu dihidupkan kembali sebagai salah satu strategi mitigasi di tingkat lokal,” ucapnya saat berada di C2O Library & Collabtive Surabaya, pada Selasa (18/10/2022).

Dalam kesempatan itu, ia juga mengatakan bahwa ada banyak riset yang didapatkannya saat mengunjungi beberapa wilayah di Indonesia.

Yang mana, dalam penemuan itu mengungkap bahwa pengetahuan lokal mampu memandu masyarakat untuk melindungi dirinya hingga melakukan upaya mitigasi.

“Misalnya di Banten, bagaimana masyarakat di Banten itu membangun wilayah dan melindungi wilayahnya dengan menanam bambu, ternyata menurut mereka itu bagus karena berguna untuk menahan getaran gempa,” jelasnya.

“Selain itu, ada juga upacara-upacara adat yang diyakini mereka sebagai pengingat peristiwa bencana di masa lalu, dan mereka berupaya melalukan strategi mitigasi melalui acara itu,” tambahnya.

Menurutnya, masyarakat Jawa Timur juga memiliki pengetahuan lokal tentang kebencanaan. Oleh karena itu, tim ekspedisi JawaDwipa akan mencatat dan melakukan dokumentasi untuk pengembangan literasi dalam mitigasi bencana.

“Kita tahu persis bahwa pantai selatan itu berpotensi gempa, karena peristiwa gempa berdasarkan sejarah juga pernah terjadi di sana. Begitu juga dengan tsunami. Saya yakin bahwa masyarakat yang ada di pantai selatan Jawa Timur juga mempunyai pengetahuan yang bisa kami angkat,” ucapnya.

Sementara itu, output dari adanya ekspedisi ini yakni akan membuat buku, artikel populer tentang bencana yang pernah terjadi, video pendek perjalanan tim ekspedisi, dan film dokumenter tentang kearifan lokal serta memori kolektif tentang bencana.

Selain itu, tim ekspedisi JawaDwipa juga akan membuat seri diskusi publik tentang ancaman gempa bumi dan pengetahuan lokal tentang bencana.(ris)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs