Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur melaporkan potensi luas panen padi pada tahun 2022 mencapai sekitar 1,70 juta hektare, mengalami penurunan sebanyak 42 ribu hektare atau 2,44 persen jika dibandingkan 2021 yang sebesar 1,75 hektare.
Dadang Hardiwan Kepala BPS Provinsi Jatim, mengatakan hal itu mengakibatkan potensi produksi padi pada 2022 berada di angka 9,69 juta ton Gabah Kering Giling (GKG).
“Mengalami penurunan sebanyak 102,83 ribu ton GKG atau 1,05 persen dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar 9,79 juta ton GKG,” ucapnya saat berada di ruang Video Conference (Vicon), Kantor BPS Jawa Timur, pada Senin (17/10/2022).
Ia juga mengatakan bahwa, potensi produksi beras pada tahun 2022 untuk konsumsi pangan mencapai 5,59 juta ton.
“Dari data tersebut menunjukkan adanya penurunan sebanyak 59,37 ribu ton atau 1,05 persen dibandingkan dengan produksi beras pada tahun 2021 yang mencapai sebesar 5,65 juta ton,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Dadang juga mengatakan bahwa dalam penyempurnaan perhitungan luas panen, BPS bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang sekarang bergabung menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Selain itu, bekerja sama juga dengan Kementerian Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN), serta Badan Informasi dan Geospasial (BIG).
Yang kemudian melalui kerjasama itu, dalam penyempurnaan perhitungan luas panen menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA).
KSA sendiri, memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari LAPAN dan digunakan BIG untuk mendelineasi peta lahan baku sawah yang divalidasi dan ditetapkan oleh Kementerian ATR/BPN untuk mengestimasi luas panen padi.
“Penyempurnaan dalam berbagai tahapan perhitungan produksi beras telah dilakukan secara komprehensif, tidak hanya luas lahan sawah saja, tetapi juga perbaikan perhitungan konversi gabah kering menjadi beras,” pungkasnya.(ris/rum/ipg)