Sejumlah pria bersenjata membunuh sedikit-dikitnya tujuh orang, yang baru kembali dari upacara pembaptisan seorang anak di gereja Koptik, di Mesir pada Jumat, kata pejabat.
Pembunuhan tersebut adalah serangan paling serius atas kelompok minoritas dalam lebih setahun.
Dilansir Antara, enam dari tujuh korban meninggal itu berasal dari satu keluarga, dan 18 orang lain, termasuk anak-anak, menderita cedera, kata juru bicara Gereja Koptik dalam pernyataan.
IS mengaku bertanggung jawab atas serangan di Provinsi Minya, Mesir tengah, tersebut, kata kantor berita kelompok militan itu, Amaq, tanpa memberikan bukti keterlibatannya, demikian Reuters melaporkan.
“Penyerang menyasar mereka dengan menggunakan senjata ringan dan membunuh 13 orang dan mencederai 18,” kata kelompok itu dalam pernyataan, yang disiarkan pada Jumat (2/11/2018) malam.
“Operasi ini terjadi sebagai balasan atas saudari-saudari kami yang ditangkap rezim Mesir, dan kami berjanji akan melancarkan serangan lagi terhadap semua, yang membantunya,” katanya.
Pasukan keamanan Mesir pada Rabu malam, menahan enam wanita, termasuk puteri mantan calon presiden dan pemimpin senior Ikhwanul Muslimin Khairat al-Shater. IM membantah keterkaitan dengan IS.
“Penyerang itu melepaskan tembakan pada tengah hari atas dua bus dekat rumah ibadah St Samuel the Confessor di Minya, 260 km dari Kairo,” kata juru bicara gereja itu.
Gambar di media sosial menunjukkan mayat-mayat di dalam satu bus dengan luka-luka tembakan. Reuters tak dapat menguji keaslian dari foto tersebut.
Penyerang tersebut kemudian melarikan diri, kata saksi di tempat ibadah itu.
Hilal, warga setempat, mengatakan kepada Reuters ia buru-buru ke tempat kejadian setelah mendengar serangan tersebut dan melihat pria-pria militan di jalan raya.
“Beberapa di antara kami berusaha dan menghalangi jalan. Ada tiga kendaraan sejenis jip dan para militan melepaskan tembakan. Mereka mengenakan busana putih dan penutup kepala,” kata dia kepada Reuters.(ant/ang)