Jumat, 22 November 2024

Prevalensi Angka Stunting di Jawa Timur Terus Menurun

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur saat memberikan bantuan gizi seimbang kepada anak saat berada di Malang, Minggu (16/10/2022). Foto: Humas Pemprov Jatim.

Penurunan angka stunting pada anak masih menjadi misi utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di suatu daerah. Tidak terkecuali Provinsi Jawa Timur yang mencatat torehan positif, karena angka kasus stunting perlahan menurun.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI), target dan capaian prevalensi stunting Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) terus mengalami penurunan sejak tahun 2019. Tercatat, prevelansi stunting 2019 sebesar 26,86 persen menjadi 25,64 persen pada 2020. Kemudian pada 2021 kembali turun menjadi 23,5 persen.

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim menjelaskan penanganan stunting yang dilakukan Pemprov adalah melibatkan berbagai pihak, termasuk peran serta instansi vertikal, lintas organisasi masyarakat, perguruan tinggi, organisasi profesi dan mitra nonpemerintah lainnya.

Gubernur Jatim itu juga mengungkap penanganan stunting terdapat dua macam intervensi. Yakni intervensi spesifik bidang kesehatan dengan kontribusi sebesar 30 persen, dan intervensi sensitif bidang non-kesehatan dengan kontribusi sebesar 70 persen.

“Pemprov Jatim terus bekerja keras untuk menurunkan angka stunting serendah-rendahnya. Presiden menargetkan angka stunting 14 persen pada tahun 2024, ini akan menjadi kerja keras kita semua,” kata Khofifah saat berada di Malang, Jawa Timur, Minggu (16/10/2022).

Selain itu, lanjut dia, Pemprov Jatim juga gencar memberikan edukasi dan konseling terkait pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai usia enam bulan. Kemudian, setiap anak berusia enam sampai 23 bulan mendapat makanan pendamping ASI.

“Setiap balita dengan status gizi buruk mendapatkan penanganan tata laksana gizi buruk,” katanya.

Menurut Khofifah, penyebab terjadinya kasus stunting karena asupan gizi seimbang belum terpenuhi dan penyakit infeksi berulang. Untuk itu, dalam menangani masalah stunting ini pemberian asupan gizi seimbang dan stimulasi tumbuh kembang pada balita sangat penting.

Mantan Menteri Sosial itu menambahkan, bahwa masyarakat juga diminta untuk melakukan deteksi dini melalui pemantauan tumbuh kembang balita secara rutin di Posyandu.

“Karena masyarakat juga punya peran penting untuk merespons kemudahan akses dalam partisipasi kehadiran dan memanfaatkan fasilitas pelayanan di Posyandu,” ujar Khofifah.

Untuk diketahui, Pemprov Jatim berupaya untuk memberikan bantuan penguatan asupan gizi, khususnya kepada ibu hamil dan balita untuk menekan angka stunting.

Pemberian bantuan tersebut dilakukan Khofifah di sela acara Reuni Akbar Alumni Haji Al Hikam Angkatan 1993-2022 dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H di Gedung Bundar Al As’ary Unisma Malang. (wld/bil)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs