ADR (24 tahun) ditemukan tak bernyawa dengan posisi tengkurap di lorong arah parkiran Tunjungan Plaza (TP) 3, Surabaya. Meninggalnya wanita muda asal Surabaya itu menambah daftar panjang jumlah korban bunuh diri dan meninggal di pusat perbelanjaan tersebut.
Sekitar pukul 22.00 WIB, jam rata-rata pegawai TP pulang kerja. Rintik hujan yang tak kunjung reda sejak satu jam sebelumnya, membuat suasana di mal pada Jumat (14/10/2022) malam lebih ramai dari biasanya. Beberapa pengunjung pun terlihat menunggu di area lobby depan TP1.
Pegawai terus bergantian keluar mal lewat berbagai akses. Pintu keluar TP3 yang langsung terhubung dengan parkiran, adalah salah satunya. Beberapa juga duduk di tangga area lorong. Termasuk kendaraan yang melintas silih berganti. Lorong itu tidak hanya menuju parkiran TP3, tapi terhubung dengan jalan raya.
Situasi berubah panik sekitar pukul 22.15 WIB. Lampu yang terpasang di tepi-tepi jalan lorong itu tiba-tiba mati. Yang biasanya gelap, menjadi semakin gelap. Ditambah, security mal berlarian dari gerbang depan mengarah ke belakang. Satpam yang lain bahu-membahu menutup gerbang depan. Terlihat sepeda motor matic hitam melaju cukup kencang dari depan ke belakang juga.
Dua perempuan yang salah satunya pegawai mal terlihat ikut panik. Ia mengira ada maling motor. Namun saat mencoba mengonfirmasi ke satpam, keduanya hanya diimbau keluar.
Dheky, salah satu security terlihat panik. Dia berusaha mensterilkan lokasi. Namun rupanya para karyawan yang keluar dari TP3, harus melewati titik jatuhnya korban bunuh diri. Sehingga puluhan dari mereka justru berdiri menyaksikan korban dari jarak dekat.
ADR jatuh tidak jauh dari pintu atau gerbang kecil samping lorong, yang menghubungkan mal dengan parkiran rumah warga. Jaraknya sekitar 50 meter dari situ.
Tapi tidak lama setelah itu, semua karyawan mengikuti imbauan petugas untuk mensterilkan lokasi. Disusul kehadiran petugas BPBD lewat gerbang depan. Satu kata yang dilontarkan pihak keamanan mal ke mereka, membuat karyawan dan pengunjung yang tertahan di depan gerbang, memilih untuk tidak pulang dahulu.
“Bunuh diri,” kata petugas keamanan tersebut.
Hingga kemudian bunyi sirine ambulans datang, disusul mobil BPBD, kendaraan Satpol PP, hingga tim INAFIS bergantian masuk. Posisi gerbang tetap tertutup dan mendapat penjagaan ketat.
Seiring bertambahnya awak media yang mengetahui kejadian, tensi bertambah panas di sana. Bahkan awak media sempat bersitegang dengan satpam mal. Mereka tidak mengizinkan peliputan termasuk pengambilan gambar, meski dari depan gerbang.
“Ini kenapa ya ambil foto-foto. Maaf harus nunggu manajemen,” ujar salah satunya.
Namun kemudian Dheky mewakili rekannya meminta maaf dan membiarkan awak media mengambil gambar. Asal tidak memaksa masuk melebihi gerbang.
Proses olah TKP selesai sekitar pukul 23.00 WIB. AKP Marji Wibowo Kanit Reskrim Polsek Tegalsari memberikan keterangan singkat. Membenarkan dugaan bunuh diri. Namun, untuk memastikan, dia berjanji akan menyelidiki.
“Masih penyelidikan. Sekarang dibawa ke RS Dr. Soetomo,” katanya.
Dugaan bunuh diri itu mencuat karena tidak ada saksi mata yang mengetahui kejadian. Pun tidak ada yang mengenali ADR. Dia memakai baju hitam, celana jeans, sandal jepit hijau, dan membawa tas hitam berukuran kecil yang di dalamnya terdapat kartu identitas.
Berdasarkan identitas, wanita berperawakan gemuk itu adalah warga Jalan Dinoyo, Kota Surabaya. Menurut Marji, dia hanya pengunjung. Kesimpulan itu diambil melihat pakaian yang dikenakan. Tapi sekali lagi, Marji butuh waktu penyelidikan untuk benar-benar memastikan.
Meski peristiwa bunuh diri ini cukup menghebohkan pengunjung maupun karyawan. Tapi beberapa celotehan terdengar di lokasi. Kejadian ini bukan pertama kalinya. Bahkan sudah ada daftar peristiwa. Meninggalnya ADR adalah nomor berikutnya.
“Sudah sering. Itu memang tempatnya. Dulu pernah di dalam mal juga,” kata Hetik salah satu pegawai toko di mal Tunjungan Plaza saat dikonfirmasi ulang suarasurabaya.net.
Benar saja, 2017 lalu, seorang pria tanpa identitas meloncat dari lantai 5 sekitar pukul 21.00 WIB. Kemudian tahun berikutnya, 11 April 2018 seorang pria, dokter lulusan salah satu universitas ternama Surabaya ditemukan tergeletak tengkurap setelah terjun bebas dari lantai 8 TP6 Surabaya.
Di tahun yang sama, 29 November 2018 pria 22 tahun juga memilih mengakhiri hidupnya dengan loncat dari parkiran apartemen Peak Residence Tunjungan Plaza (TP) 5 Surabaya, sebelum wisuda.
Lalu, 8 Maret 2021, ED pria paruh baya warga Tulungagung meloncat dari lantai 2 dan meninggal. Belum diketahui pasti, jumlah korban meninggal akibat bunuh diri di mal ini.
Tapi, ADR menjadi daftar nama berikutnya. Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan lagi dari polisi, apa benar korban hanya pengunjung. Karena berdasarkan informasi yang dihimpun suarasurabaya.net, dia adalah karyawan salah satu club bar TP1.
Tindakan bunuh diri bukan solusi yang baik. Jika Anda atau keluarga maupun teman Anda memerlukan konsultasi karena mengalami depresi atau pun stres, Kementerian Kesehatan telah merilis layanan Love Inside Sucide Awareness (LISA) bisa menghubungi Call Center 119 atau menghubungi hotline 08113855472.(lta/dfn/ipg)