Sabtu, 23 November 2024

Cuaca Ekstrem, Pemprov Jatim Mitigasi Bencana Hidrometeorologi

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim saat meninjau wilayah terdampak bencana alam di Jatim. Foto: Humas Pemprov Jatim

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur meminta masyarakat dan juga masing-masing pemerintah daerah untuk mewaspadai serta menyiapkan sejumlah langkah untuk memitigasi bencana.

Gubernur Jatim itu menyebut beberapa wilayah Indonesia saat ini sedang dilanda cuaca ekstrem dan fenomena hidrometeorologi.

Salah satu faktornya adalah dampak La Nina yang diprediksi masih terjadi hingga sepekan ke depan di sejumlah wilayah Jatim berdasar peringatan dini oleh BMKG Juanda Sidoarjo.

“Beberapa wilayah di Jatim berpotensi mengalami cuaca ekstrem. Maka kami mengimbau masyarakat dan Pemda untuk waspada dan melakukan langkah mitigasi,” imbau Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (14/10/2022).

BMKG menyebutkan bahwa sejumlah potensi bencana dampak cuaca ekstrem yang perlu diwaspadai di antaranya puting beliung, angin kencang, banjir dan longsor.

Pesisir selatan Jatim juga disebutkan sebagai wilayah yang berpotensi mengalami bencana hidrometeorologi seperti di Trenggalek, Tulungagung, Ponorogo, Pacitan, Malang, Batu.

Selain itu, juga berpotensi terjadi di wilayah Tapal Kuda di antaranya Banyuwangi, Jember, Situbondo, Bondowoso, Pasuruan dan Probolinggo.

“Kami telah berkoordinasi dengan BPBD Jatim untuk memetakan titik-titik rawan banjir dan longsor. Kami meminta agar disiapkan drainase untuk pembuangan air hujan agar masuk sungai dengan lancar,” imbuh Gubernur Jatim.

Selain itu, Pemprov Jatim melalui BPBD Jatim juga telah mengirim surat ke bupati atau wali kota se-Jatim untuk mengaktifkan Satgas Penanggulangan Bencana.

Mantan Menteri Sosial RI itu juga telah menyiapkan langkah mitigasi khususnya Daerah Aliran Sungai (DAS) besar yang berpotensi meluap dan menjadi penyebab banjir.

Setidaknya, terdapat tujuh DAS yang diwaspadai. Antara lain Sungai Bengawan Solo yang memiliki dari beberapa DAS, yaitu Kali Girindalu, Kali Lamong, Kali Lorog.

Kemudian, di Sungai Welang Rejoso, Sungai Brantas, Sungai Madura, Sungai Pekalen Sampean, Sungai Bondoyudo Bedadung, dan Sungai Baru Bajulmati.

“Untuk tujuh DAS itu, telah dipasang Early Warning System (EWS). Tolong masyarakat ikut menjaga EWS ini demi kebaikan kita bersama,” tegas Khofifah.

Sementara itu, Taufiq Rahman Kepala BMKG Klas I Juanda Sidoarjo menyampaikan hasil analisis dinamika atmosfer di wilayah Jatim terkini menunjukkan adanya pola belokan angin serta perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan.

“Aktifnya fenomena gelombang atmosfer Equatorial Rossby, serta suhu muka laut di perairan Jawa Timur masih hangat dengan anomali antara +1.0 s/d +3.0 ºC, sehingga suplai uap air akan semakin banyak di atmosfer,” terangnya.

Kondisi tersebutlah yang mempengaruhi pembentukan awan Cumulonimbus yang semakin intens dan dapat mengakibatkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung dan hujan es.(wld)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs