Hadi Sulistyo Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur (Jatim) meminta petani milenial untuk mendongkrak kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pertanian. Tujuannya, untuk menumbuhkembangkan kewirausahaan muda pertanian dan menyejahterakan kehidupan di Indonesia.
Menurut Hadi, petani yang berusia antara 16-39 tahun disebut sebagai petani milenial. Terhitung petani milenial di Jatim saat ini sebesar 11,6 persen dari total petani Jatim, atau berkisar 620 ribu petani.
Ia menegaskan bahwa petani milenial harus terjun langsung untuk bertani, karena petani yang berusia di atas 50 tahun dinilai sudah seharusnya dilakukan regenerasi.
“Mereka ini harus bisa melakukan sesuatu untuk desanya, jangan sampai mereka pergi ke kota hanya mencari pekerjaan, namun harus menciptakan lapangan pekerjaan,” tutur Hadi saat mengudara di Radio Suara Surabaya, Rabu (12/10/2022).
Ia menyoroti universitas yang memiliki fakultas pertanian yang ada di Jatim, terutama mahasiswa pertanian yang diharapkan dapat menjadi pioneer untuk bisa kembali ke desanya.
“Mereka harus menjadi pioneer untuk kembali ke desa. Mereka juga bisa kaya kalau dikelola dengan baik, karena yang dibutuhkan adalah pemikirannya,” jelasnya.
Hadi menambahkan, mereka yang kembali ke desanya dapat menjadi seorang petani yang berbeda dengan petani pada umumnya, karena dapat membantu petani tradisional dengan alat-alat teknologi yang baru. Hal tersebut, kata dia, tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan lebih efisien, serta menghasilkan produk yang optimal.
Ia menegaskan langkah untuk mendorong petani milenial dimulai dari adanya penyuluhan yang baik, seperti berani memulai dan membagun ide kreatif, out of the box, mampu melihat peluang, memakai teknologi pertanian, melibatkan masyarakat, dan membangun kolaborasi ilmu dengan petani setempat.
“Kami juga ada yang namanya sekolah lapang dari Dinas Pertanian Provinsi, dimana dari instansi turun ke lapangan untuk memberikan edukasi,” ujar Hadi.
Ia juga berupaya mengajak petani milenial menghapus mindset soal “petani itu miskin”. Karena, sejauh ini sudah banyak petani yang menciptakan peluang pekerjaan, salah satunya adalah petani hortikultura.
Sementara itu, berdasarkan informasi mengenai Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Menteri Pertanian yang dapat diakses para petani, ia menjelaskan tentunya petani di Jatim ada yang sudah memanfaatkan KUR tersebut. Namun, tidak semua kelompok petani bisa memanfaatkannya.
“KUR membantu sekali di bidang usaha pertanian dengan bunga yang sangat rendah untuk bisa membantu usaha petani dalam produksi pertaniannya,” tutur Hadi. (rum/bil/ipg)