Penjelasan detil yang disampaikan pemerintah maupun Basarnas soal evakuasi penumpang Lion Air JT 610 PK-LQP yang jatuh di perairan Karawang tampaknya belum melegakan beberapa keluarga penumpang.
Beberapa keluarga penumpang tersebut ingin tim SAR gabungan cepat menemukan seluruh penumpang dan tim DVI juga cepat mengidentifikasi jenazah yang ditemukan.
Seorang keluarga penumpang menceritakan kalau mereka sangat lelah menunggu ketidakpastian identitas maupun pencarian penumpang yang tenggelam di laut.
Bahkan ada rekan dari keluarga lain yang terpaksa ke laut dengan biaya sendiri untuk mencari jenazah bapaknya.
“Hari-hari menunggu di depan ruang jenazah, seolah ketika nanti datang dari Tanjung Priok ada salah satu korban, keluarga kami ada yang memanggil-manggil. Bahkan ada rekan kami yang ke tengah laut sendiri dengan biaya sendiri mencari ayahnya,” kata salah seorang keluarga korban di acara penjelasan proses evakuasi Lion Air JT 610 di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur, Senin (5/11/2018).
Kepada pihak Basarnas, dia juga mengusulkan khususnya kepada panglima TNI, lain kali yang diberi penghargaan itu justru yang bisa menemukan jenazah, bukan penemu black box. Hati mereka tersayat, ketika tim penyelam mengambil black box, sementara di sana juga terlihat banyak bagian-bagian tubuh penumpang.
“Besok-besok kalau ada kejadian seperti ini yang diberi penghargaan bukan penemu black box pak tapi, siapa penyelam yang paling banyak mengambil jenazah. Itu yang diberi kenaikan pangkat pak, bukan rahasia umum pak penyelam-penyelam kemudian berlomba-lomba mencari black box, bahkan ketika menjadi berita penemu tersebut bilang, ‘Saya menemukan black box’. Keluarga kita tentu tersayat pak, apalagi pada waktu mencari black box melihat bongkahan-bongkahan mayat,” tegasnya.
Menanggapi beberapa keluhan keluarga penumpang Lion Air JT 610, Budi Karya Sumadi Menteri Perhubungan menyampaikan permintaan maafnya. Dia berjanji akan memperbaiki hal tersebut.
“Kami mohon maaf kalau ada kekurangan. Nanti kita akan membuat lebih baik lagi,” kata Menhub.
Sementara Marsdya Muhammad Syaugi Kabasarnas mengatakan kalau tim-nya sudah sekuat tenaga mencari para penumpang Lion Air yang jatuh di perairan Karawang.
Jawaban Kabasarnas pun sempat terhenti, karena menahan haru dan menangis. Dia menegaskan kalau pihaknya bukan manusia super, dan bukan manusia yang sempurna. Tetapi, mereka tetap berusaha sekuat tenaga dengan apa yang dimiliki, dan yakin bisa mengevakuasi seluruh korban.
“Sedih sekali melihat. Saya di lapangan, di laut, maaf, saya melakukan pencarian ini saya tidak menyerah. Mudah-mudahan dengan waktu yang ada ini kami tetap all out. Walaupun sampai 10 hari nanti kalau pun masih ada kemungkinan untuk bisa ditemukan, saya yakin bahwa saya akan terus untuk mencari saudara-saudara saya ini kami mohon doanya kepada bapak ibu sekalian untuk kita bisa kuat dalam melakukan tugas tugas yang mulia ini terima kasih,” ujar Syaugi disambut tepuk tangan keluarga penumpang yang memberi apresiasi.
Tidak hanya Kabasarnas, Soerjanto Tjahjono Ketua KNKT pun juga terharu dan menangis saat menanggapi permintaan keluarga penumpang Laion Air JT 610 ini.(faz/iss/ipg)