Bambang Soesatyo (Bamsoet) Ketua MPR RI bersama Tan Chuan-Jin Ketua Parlemen Singapura sepakat meningkatkan kerjasama di berbagai bidang. Satu di antaranya menjadikan Indonesia dan Singapura sebagai lokomotif dalam memajukan industri motorsport dunia di kawasan Asia Tenggara.
Singapura juga memuji kesuksesan Indonesia menyelenggarakan MotoGP pada 18-20 Maret 2022 di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kedepannya, kata Bamsoet, Indonesia dan Singapura bisa bekerjasama menyelenggarakan sebanyak mungkin event kejuaraan balap dunia. Terlebih saat ini Indonesia melalui Ikatan Motor Indonesia (IMI), Pemerintah Provinsi Riau, dan Gallant Venture Pte LTD yang merupakan perusahaan investasi asal Singapura, sedang mempersiapkan pembangunan Bintan International Circuit sebagai sirkuit Formula 1 di Pulau Bintan, tidak jauh dari Singapura dan satu lagi sirkuit internasinal di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK).
“Keberadaan sirkuit internasional di Asia Tenggara, seperti yang dimiliki Singapura dan juga yang nanti akan dimiliki Indonesia, akan semakin menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai salah satu pusat industri motorsport dunia. IMI dan Motor Sport Singapore (MSS) bisa bekerjasama menyelenggarakan Formula 1 di Bintan International Circuit. Kerjasama lainnya yang bisa dilakukan misalnya, turis yang menonton Formula 1 di Bintan nantinya bisa menginap di Singapura, mengingat keberadaan hotel di Bintan saat ini belum mencukupi. Bintan International Circuit juga dilengkapi berbagai fasilitas penunjang, salah satunya garasi yang bisa disewa oleh penduduk Singapura untuk menyimpan kendaraannya,” ujar Bamsoet yang juga Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia ini usai menerima Tan Chuan-Jin, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, di Komplek MPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (6/10/22).
Turut hadir di antaranya, Fadel Muhammad Wakil Ketua MPR RI, Jeremy Sor Wakil Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Samuel Woon Sekretaris Pertama Kedutaan Besar Singapura dan Mrs. Anne Quah Asisten panitera Senior Parlemen Singapura.
Dia menjelaskan, dalam meningkatkan hubungan baik kedua negara, selain melalui ‘jembatan olahraga’, Indonesia dan Singapura telah bekerja sama membangun ‘jembatan digital’ dengan menjadikan Batam sebagai pusat pengembangan data center dan pusat pengembangan industri digital.
Pada 2 Maret 2021 yang lalu telah diresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park di Batam yang diharapkan menjadi entry point bagi perusahaan teknologi informasi internasional dari Singapura dan mancanegara.
“Indonesia dan Singapura juga bekerja sama membangun ‘jembatan infrastruktur’, salah satunya melalui proyek pembangunan jembatan Batam – Bintan sepanjang 6,4 km untuk meningkatkan konektivitas dari Bintan – Batam ke Singapura dan sebaliknya. Pembangunannya dibagi dalam tiga trase, yaitu trase Pulau Batam, trase Pulau Tanjung Sauh dan trase Pulau Bintan. Keberadaan jembatan ini akan memudahkan pelaku usaha di Bintan untuk mengirimkan produk usahanya ke Batam untuk selanjutnya di ekspor ke Singapura atau ke negara lain,” jelas Bamsoet.
Bamsoet menerangkan, bagi Indonesia, Singapura bukan sekadar negara tetangga. Melainkan juga mitra dagang yang sangat penting. Singapura merupakan mitra dagang Indonesia yang terbesar di kawasan ASEAN, dan terbesar ke-3 di tingkat global. Selama kurun waktu 2012 hingga 2021, nilai investasi Singapura ke Indonesia selalu mengalami peningkatan, dari USD 4,9 miliar pada tahun 2012, naik menjadi USD 9,3 miliar pada tahun 2021. Hingga kuartal pertama tahun 2022, nilai investasi Singapura sudah mencapai 3,8 miliar USD.
“Total perdagangan Indonesia dan Singapura pada tahun 2021 meningkat sebesar 17.75 persen dari tahun 2020. Namun Indonesia mengalami defisit perdagangan sebesar USD 3.8 miliar, meningkat 127 persen dari tahun 2020. Disebabkan meningkatnya impor migas dari Singapura sebesar 58 persen dari tahun 2020. Kita harapkan kedepannya neraca perdagangan Indonesia – Singapura bisa seimbang,” pungkas Bamsoet. (faz/ipg)