Ali Fikri Manajer Arema FC menyampaikan saat ini pihak klub hanya fokus pada penanganan korban yang sedang dirawat maupun memberi perhatian kepada keluarga korban yang meninggal dunia.
Manajer Arema FC itu mengaku pasrah dan siap menerima hukuman yang diberikan oleh PSSI terkait insiden di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (1/10/2022) lalu.
“Ini tidak bisa main-main, kita harus benar-benar fokus pada korban. Mau dihukum seberat apapun kita siap,” ujar Ali Fikri saat prescon di Hotel Atria, Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (4/10/2022).
Terkait fakta dan kondisi chaos yang terjadi di dalam Stadion Kanjuruhan Malang, Fikri juga sedikit menceritakan tentang dampak penembakan gas air mata serta penutupan pintu stadion.
Setelah terjadi penembakan, Fikri menyebut para supoter banyak yang berjatuhan. Saat itu dirinya turut melakukan evakuasi kepada para korban untuk dipindahkan ke ruang ganti.
“Saya di ruang ganti memasukkan jenazah, memasukkan korban luka dan saya baru mau keluar ruang ganti dicegah jangan karena di luar masih bau asap gas air mata,” ungkapnya.
Pascainsiden Kanjuruhan ini pihak klub berkomitmen untuk berkeliling ke 125 rumah duka korban memberikan perhatian dan santunan.
“Ada yang dari mas Gilang Presiden Klub Arema juga keliling, saya juga keliling, pemain juga keliling, semua akan kita kelilingi meskipun bukan saya yang menyelesaikan 125 itu. Tapi insyaAllah didatangi dari pihak manajemen,” ujarnya.
Seperti diketahui, Komite Disiplin PSSI memberikan dua sanksi kepada klub Arema FC terkait kerusuhan di Stadion Kanjuruhan. Sanksi pertama yaitu Arema FC dilarang menyelenggarakan pertandingan dengan penonton di stadion jika bertindak sebagai tuan rumah sampai Liga 1 Indonesia 2022-2023 selesai dan denda sebesar Rp250 juta.(wld/dfn/ipg)