Surabaya Kite Festival 2022 akan tetap digelar besok, Minggu (2/10/2022) sebagai hari kedua sekaligus penutup. Sementara gelaran pembuka hari ini, terpaksa dihentikan saat acara baru saja mulai karena cuaca hujan dan belasan tenda peserta roboh diterpa angin kencang.
Istianto Wicaksono Bagus Nugroho Wakil Ketua Persatuan Layang-Layang Surabaya (Perlabaya) mengatakan, kejadian hari ini di luar prediksi panitia. Meski begitu pelaksanaan hari kedua, besok, akan tetap sesuai rencana.
“Ini di luar kemampuan kita, memang kondisi cuaca. Cuacanya kan musim penghujan,” kata Bagus pada suarasurabaya.net, Sabtu (1/10/2022) sore.
Pantauan suarasurabaya.net di lokasi, sejak pukul 10.00 WIB, sesuai jadwal awal mulainya acara, sudah banyak peserta. Para peserta merakit layang-layangnya, ada pula yang sedang melalukan uji coba dengan menerbangkan. Namun penilaian dengan diterbangkan di hadapan juri baru sekitar pukul 13.15 WIB.
Menurut Bagus, acara tidak molor namun memang menunggu angin untuk penerbangan layang-layang.
“Kita nunggu angin, dari awal semua sudah di-setting, kalau angin sudah siap langsung ada penilaian,” tuturnya.
Berdasarkan pengamatan di lokasi, sampai acara akan dimulai, masih ada peserta yang belum siap dan masih merakit layang-layangnya. Hal ini karena ada perubahan urutan penilaian. Peserta layang-layang tiga dimensi yang seharusnya tampil besok, dimajukan hari ini.
“Kesepakatan bersama dengan peserta pada technical meeting tadi pagi. Memang kita pindah, karena peserta 3D tidak terlalu banyak, memang harus siap. Apapun kondisinya harus siap,” kata Bagus lagi.
Sementara Wiwiek Widayati Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga, serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya mengatakan, acara tetap berjalan sesuai jadwal pukul 10.00 WIB dengan penilaian layang-layang sebelum terbang. Namun saat penilaian terbang sekitar pukul 13.15 WIB, cuaca buruk sehingga harus diulang besok, Minggu (2/10/2022).
“Sudah mulai jam 10, penilaian tidak harus naik di atas, banyak penilaiannya. Kategori penilaian banyak sekali. Tidak hanya pada waktu dinaikkan. Besok akan diulang penilaian yang di atas itu,” kata Wiwiek saat dikonfirmasi suarasurabaya.net.
Sebelumnya, salah satu panitia menduga tenda roboh karena tidak ada pasaknya, sehingga tidak kuat menahan terpaan angin kencang.
Menanggapi itu, Wiwiek berkomentar tidak benar.
“Nggak gitu lah, bukan karena nggak ada pasak. Hujannya deras sekali, anginnya kencang sekali. Bukan perkoro (karena) nggak ada pasak. Itu sudah lumrah, cuma karena anginnya kencang,” tutup Wiwiek.(lta/ris)