Nanik Sukristina Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Surabaya memastikan, bahwa sampai saat ini masih belum ditemukan adanya penyebaran penyakit Legionellosis di Kota Pahlawan.
“Di Kota Surabaya belum ditemukan penyakit Legionellosis. Tapi Dinkes Surabaya memang sudah dapat surat edaran (SE) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk lebih waspada,” ujarnya pada Radio Suara Surabaya, Senin (26/9/2022)
Namun, kata dia, Dinkes Kota Surabaya langsung meneruskan SE tersebut kepada seluruh Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) yang ada di Kota Pahlawan, agar lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit tersebut, sebagai langkah antisipasi.
“Surat edaran kita sampaikan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit tersebut, perlu dilakukan deteksi dini melalui surveilans (pengamatan terus menerus) aktif terhadap penyakit yang menyerupai atau bisa mengarah ke Legionellosis yaitu Pneumonia, Influenza Like Illness, dan Penyakit saluran pernafasan Akut di seluruh fasyankes (puskesmas, klinik, rumah sakit dan sebagainya) di Kota Surabaya,” jelasnya.
Sebagai informasi, Dilansir laman resmi WHO, Legionellosis adalah penyakit seperti pneumonia yang tingkat keparahannya bervariasi dari penyakit demam ringan hingga bentuk pneumonia yang serius dan terkadang fatal.
Tanda-tanda orang yang terkena Legionellosis yakni, batuk berdahak, demam, nyeri otot, sesak nafas, nafsu makan menurun, lemas dan sakit kepala. Kelompok resiko ada di usia lanjut yang mempunyai penyakir penyerta atau komorbid. Penyebabnya sendiri, dikarenakan bakteri legionella biasa yang hidup di air laut, air tawar, sungai, lumpur, danau, hingga pemandian air panas.
“Jadi nanti kalau ada orang dengan gejala yang mirip. Pihak Fasyankes di Surabaya sudah ada SOP (standar operasional prosedur)-nya,” terangnya. (bil/rst)