Armuji Wakil Wali Kota (Wawali) Surabaya meminta semua pihak memperkuat kesetiakawanan sosial, sebagai cara mengatasi dan mencegah tawuran kalangan remaja yang marak terjadi beberapa waktu ini di Kota Pahlawan.
“Sampai terjadi tawuran itukan tidak menyadari bahwa kita ini saudara sebangsa se Tanah Air. Para pendiri bangsa berjuang agar kita bisa hidup tenang, berdampingan dan harmonis bukannya malah saling melukai satu sama lainnya,” kata Armuji di Surabaya, Senin (26/9/2022) dikutip Antara.
Sebagai informasi, tawuran yang melibatkan sejumlah remaja di Kota Pahlawan terjadi di Jalan Upa Jiwa, Ngagel, Wonokromo, Surabaya pada Kamis (22/9/2022) malam. Akibatnya, RKP (17) warga Ploso, Tambaksari mengalami luka memar pada paha sebelah kanan dan MIF (17) warga Waru, Tambaksumur, Waru, Sidoarjo, mengalami lebam pada mata sebelah kiri serta sejumlah luka lainnya.
Tawuran kemudian kembali terjadi di Jalan Basuki Rahmat, Surabaya, Minggu (25/9/2022) dini hari. Kali ini remaja yang terlibat tawuran dari dua perguruan silat, yakni Persaudaraan Setia Hati Teratai (PSHT) dan Kera Sakti. Atas ulah kedua perguruan silat yang meresahkan itu, dua warga Surabaya menjadi korban dan mengalami luka di kepala akibat lemparan baru.
Mendapati hal itu, Cak Ji panggilan lekat Armuji, mengajak warga dan elemen masyarakat di Kota Surabaya untuk benar-benar menghayati nilai luhur Pancasila sebagai benteng karakter di era kekinian.
Saat ditanya tentang langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam mengatasi dan mengantisipasi kejadian tawuran , Armuji menegaskan bahwa Pemkot Surabaya melalui Satpol PP telah menggelar patroli gabungan setiap malam untuk pencegahan. Selain itu, dia juga meminta agar segenap elemen membumikan Pancasila melalui sosialisasi di sekolah hingga perkampungan.
“Kami minta pihak kecamatan dan kelurahan agar rutin menggelar pertemuan dengan tokoh-tokoh kampung dan pemuda untuk berbicara pentingnya memperkuat kesetiakawanan sosial,” kata Cak Ji.
Cak Ji juga menjelaskan, bahwa pembangunan di kota akan sia-sia apabila masyarakatnya tidak memiliki kesadaran untuk hidup berdampingan dan saling menghormati satu sama lainnya. (ant/bil)