Sabtu, 23 November 2024

Kunjungi Ponpes Mahasina Bekasi, Puan: Santri Adalah Calon Pemimpin Indonesia

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Puan Maharani Ketua DPR RI saat mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Mahasina Darul Qur'an wal Hadits di Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (21/9/2022). Foto: istimewa

Puan Maharani Ketua DPR RI mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Mahasina Darul Qur’an wal Hadits yang berada di Kota Bekasi, Jawa Barat. Ia pun mengingatkan agar para santri belajar dengan baik agar bisa memberikan pengabdian terbaiknya untuk bangsa dan negara.

Puan tiba di Ponpes Mahasina Darul Qur’an wal Hadits, Pondok Gede, Bekasi, Rabu (21/8/2022), dengan disambut seribuan santriwan/santriwati yang menyenandungkan salawat Yaa Lal Wathan. Didampingi KH Abu Bakar Rahziz dan Nyai Badriyah Fayumi pengasuh Ponpes Mahasina, Puan menyapa para santri.

“Para santri adalah calon pemimpin Indonesia,” ucap Puan.

Untuk diketahui, Ponpes Mahasina Darul Qur’an wal Hadits mengusung konsep ‘Pendidikan Terintregasi Kader Ulama, Pemimpin Bertakhlak Qur’ani dan Berwawasan Kebangsaan’. Maksud dari pendidikan terintegrasi adalah adalah pendidikan terpadu, terhubung, terkait dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain, yaitu pendidikan Pondok Pesantren, MTs, dan MA.

Menurut pengasuh Ponpes, salah satu program di Pondok Pesantren ini adalah kepemimpinan dan karakter. Ponpes Mahasina pun memberikam pendidikan tanpa diskriminasi sehingga para santri yang belajar di pesantren tersebut datang dari berbagai latar belakang.

“Saya gembira ada pendidikan karakter dan kebangsaan di Pesantren Mahasina. Tidak ada diskriminasi juga saya sangat senang. Kita akan ikut bantu agar pesantren ini makin berkembang,” ujar Puan.

Semua santri Ponpes Mahasina lulus pendidikan formal setingkat Tsnawiyah dan Aliyah (SMP/SMA). Tahun lalu, 100 persen lulusan Aliyah Ponpes Mahasina lolos perguruan tinggi negeri (PTN).

Puan juga memuji para santri Ponpes Mahasina yang Tahfidz dan Tahfidzul Quran. Mereka juga hafal kitab kuning dan menguasai Bahasa Inggris dan Arab. Setiap tahun santri yang menempuh pendidikan di Ponpes Mahasina bertambah, dari yang hanya 17 santri di tahun 2016, sekarang sudah lebih dari 1.000 orang.

Dalam kesempatan tersebut, seorang santriwati bernama Halimatul Syadiah menyatakan ingin menjadi seperti Puan. Ia lalu bertanya bagaimana resep untuk bisa menjadi perempuan yang sukses.

“Karena ada yang anggap perempuan di bawah laki-laki jadi nggak pede untuk tunjukkan kemampuannya,” ungkap Halimatul yang meminta Kitab Dalilil Falihin (inti dari Kitab Riyadus Salihin) kepada Puan.

Puan lantas meminta seluruh santri Ponpes Mahasina, khususnya perempuan, untuk selalu percaya diri. Ia menyinggung bagaimana Indonesia punya banyak perempuan hebat, bahkan memiliki Presiden dan Ketua DPR perempuan.

“Jadi perempuan itu bisa. Perempuan itu jangan tidak pede. Harus perjuangkan nasib sendiri. Harus punya keteguhan bahwa kita bisa. Siapa tahu nanti kamu gantikan jadi Ketua DPR seperti saya,” sebut Puan.

Ketua DPR RI mengatakan, negara telah memberi pengakuan atas peran santri dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Salah satunya, kata Puan, melalui Keppres Nomor 22 tahun 2015 yang dikeluarkan Joko Widodo (Jokowi) Presiden tentang penetapan Hari Santri Nasional setiap tanggal 22 Oktober.

“Pengakuan negara terhadap peran santri itu harus dibuktikan dengan kerja-kerja nyata kaum santri, utamanya dalam menjaga Negara Pancasila dari berbagai rongrongan yang ingin mengganti Pancasila dengan ideologi lain,” paparnya.

“Santri-santri juga dapat menunjukkan kecintaannya kepada Indonesia dengan menjadi putra putri terbaik bangsa, dengan rajin belajar dan selalu menjadi yang terbaik dalam berbagai bidang untuk membangun Indonesia,” imbuh Puan.

Ditambahkannya, pondok pesantren merupakan salah satu tempat utama lahirnya nasionalisme sejak masa sebelum kemerdekaan. Puan lalu menyinggung peran tokoh-tokoh ponpes yang ikut membangun Indonesia bersama Soekarno Proklamator RI.

“Ada tradisi berjuang bersama antara Bung Karno dengan para Kyai di masa lalu dalam rangka merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia,” ungkapnya.

Menurut Puan, perjuangan itu-lah yang perlu dilanjutkan di masa sekarang.

“Dalam rangka menjaga dan mengawal Negara Pancasila dan mengisi alam pembangunan bangsa Indonesia,” tegas Puan.

Sementara itu KH Abu Bakar Rahziz Pemimpin Ponpes Mahasina mengucapkan terima kasih atas kehadiran Puan. Apalagi, Puan merupakan keluarga dari Bung Karno yang memiliki kedekatan dengan pondok pesantren semasa hidupnya.

“Alhamdulillah hari ini kita kedatangan Mbak Puan. Beliau ini keluarga pembuat sejarah Indonesia. Kakek beliau adalah proklamator dan presiden pertama,” ujar KH Abu Bakar Rahziz.(faz)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs