Jumat, 22 November 2024

Mendikbudristek: Teknologi Pendidikan di Indonesia Utamakan Kebutuhan Guru dan Peserta Didik

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Nadiem Anwar Makarim Mendikbudristek saat menjadi pembicara pada sesi ‘Digital Learning and Transformation’. Foto: Istimewa

Pada hari ketiga kunjungan kerjanya di Amerika Serikat (AS), Nadiem Anwar Makarim Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), menjadi pembicara pada sesi ‘Digital Learning and Transformation’. Acara ini bagian dari konferensi tingkat tinggi (KTT) Transforming Education yang diselenggarakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Kota New York, Senin (19/9/2022).

Sesi khusus ini menghadirkan para pemimpin negara yang menjadi pionir dalam hal pembelajaran digital. Pada kesempatan ini, Nadiem menekankan bahwa kebutuhan guru dan peserta didik menjadi akar dari kebijakan teknologi pendidikan yang diterapkan di Indonesia.

“Dalam tiga tahun terakhir, Indonesia telah memulai transformasi paling progresif dalam sejarah pendidikan Indonesia. Kebijakan ini kami beri nama Merdeka Belajar,” kata Mendikbudristek.

Sesi ‘Digital Learning and Transformation’ bersama para pemimpin negara bertujuan untuk mempromosikan solusi inovatif, kebijakan dan praktik yang memberdayakan, serta memastikan akses pendidikan digital di berbagai belahan dunia.

Dalam paparannya Mendikbudristek menjelaskan bahwa teknologi yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berpusat pada pemangku kepentingan.

“Filosofi desain teknologi kami berpusat pada pengguna. Kami mendengarkan guru, kepala sekolah, peserta didik, dan lain sebagainya. Alih-alih membangun produk teknologi yang kami pikir diperlukan, kami lebih berfokus pada apa yang sebenarnya mereka butuhkan,” terang Menteri Nadiem di hadapan para pemimpin negara-negara di dunia.

Berbagai platform teknologi yang dikembangkan Kemendikbudristek adalah platform Merdeka Mengajar, Rapor Pendidikan, Kampus Merdeka, Kedaireka, belajar.id, Arkas, TanyaBOS, dan SIPLah.

“Kesemuanya itu telah digunakan oleh jutaan orang di Indonesia,” jelas Nadiem.

Dia menegaskan bahwa semua inovasi kebijakan dan platform teknologi hanya dapat dilakukan jika ada keberanian dan kemauan politik.

“Tanpa mandat dari Joko Widodo Presiden Republik Indonesia untuk membangun sumber daya manusia, transformasi ini tidak akan mungkin terjadi,” ujar Nadiem di akhir paparan yang disambut apresiasi luar biasa dari para hadirin.

Lawatan Mendikbudristek ke AS memiliki dua misi khusus. Pertama, untuk menegaskan kepemimpinan Indonesia dalam hal transformasi sistem pendidikan melalui terobosan-terobosan Merdeka Belajar. Kedua, untuk mendorong kerja sama baik di bidang pendidikan tinggi dengan sejumlah universitas maupun di bidang kebudayaan yang terkait dengan institusi riset dan permuseuman top dunia yang berkedudukan di AS.(faz/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs