Jumat, 22 November 2024

Sri Mulyani Waspadai Kenaikan Inflasi AS yang Buat Fed Makin Hawkish

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan. Foto: Antara

Sri Mulyani, Menteri Keuangan (Menkeu) mewaspadai kenaikan inflasi Amerika Serikat (AS) yang masih tinggi, yang pada akhirnya akan membuat Bank Sentral AS, The Fed semakin hawkish dalam kebijakan moneternya.

“Kita baru saja melihat tadi malam angka inflasi AS di level 8,3 persen secara tahunan pada Agustus 2022, yang menyebabkan reaksi negatif,” ujar Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat, seperti dikutip Antara, Rabu (14/9/2022).

Ia menyebut, reaksi negatif tersebut terjadi lantaran kenaikan inflasi di Negeri Paman Sam bukan hanya terjadi pada inflasi indeks harga konsumen (IHK), tetapi inflasi intinya pun juga meningkat.

Sementara itu, departemen tenaga kerja AS melaporkan pada Selasa (13/9/2022), bahwa IHK negara itu naik 0,1 persen secara bulanan pada Agustus 2022, dengan kenaikan 8,3 persen secara tahunan.

Inflasi inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, naik 0,6 persen secara bulanan dan 6,3 persen secara tahunan. Angka tersebut lebih tinggi dari ekspektasi pasar.

Oleh karena itu, Sri Mulyani terus memantau kondisi global tersebut, karena berpotensi mempengaruhi tiga asumsi makro Indonesia ke depannya, yakni pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan nilai tukar rupiah, terutama pada tahun 2023.

“Tentu perlu untuk terus diamati dan diantisipasi kalau guncangan global bergerak ke arah yang tidak dapat diprediksi,” ucapnya.

Ia menambahkan, untuk tahun 2023 pertumbuhan ekonomi ditargetkan mencapai 5,3 persen.

Target tersebut dengan harapan situasi dunia tidak memburuk, baik dari sisi keamanan, geopolitik, maupun dampak dari kinerja ekonomi global akibat kenaikan suku bunga acuan bank sentral dunia yang diperkirakan akan semakin tinggi dan cukup cepat kenaikannya. (ant/des/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs