Minggu, 24 November 2024

Aku Memilih Bahagia, Kisah Nyata 22 Perempuan

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Para penulis buku "Aku Memilih Bahagia" saat peluncuran di Ciputra World Surabaya, Kamis (8/11/2018). Foto: Iping suarasurabaya.net

Sebanyak 22 perempuan menulis kisah nyata kehidupan mereka dan dituangkan dalam buku bertajuk “Aku Memilih Bahagia”.

Buku setebal 298 halaman ini merupakan buku ketiga dari serial “Hidup Ini Indah, Beib” (HIBB) yang digagas pertama kali oleh Wina Bojonegoro, Didi Cahya, dan Heti Palestina.

Seri kali ini terbit setelah seri pertama pada 2014 berjudul sama, lalu seri Womenpreneur berjudul “Otot Kawat Balung Wesi” pada 2016.

Sesuai serinya Single Fighter Women, semua tulisan esai ini dihasilkan dari perempuan yang ‘single’ . Single di sini tidak hanya sebagai single status, melainkan ada makna lain.


Talkshow tentang proses kreatif menulis buku disela peluncuran buku. Foto: Iping suarasurabaya.net

Wina Bojonehoro dari Padmedia penerbit buku, yang juga salah satu penulis mengatakan, dibutuhkan waktu nyaris tiga tahun untuk menyelesaikan buku “Aku Memilih Bahagia”.

“Kesulitan utama, tidak seluruh penulis memiliki keterampilan menulis, jadi harus choaching beberapa kali,” ujarnya.

Kesulitan berikutnya, para penulis perempuan sibuk. Mereka dari berbagai profesi, ada dosen, pengacara, tour guide, visual artist, pengusaha, motivator, psikolog, penyiar radio, akupunkturis, travel agent, dan lainnya.

Para penulis juga tinggal di berbagai kota bahkan ada yang tinggal di luar negeri. Sehingga koordinasi dilakukan secara maya, baik WhatsApp maupun email.

Menariknya seluruh tulisan dalam buku adalah kisah nyata penulis yang mungkin tidak pernah diketahui orang lain.

“Ada kisah ketegaran perempuan menghadapi tekanan hidup, memenangkan pekerjaan, mengatasi kesulitan ekonomi, menegakkan harga diri, menghadapi perselingkuhan suami, menghadapi kematian orang-orang terkasih, bahkan memberanikan diri memilih sebagai single parent,” kata Wina.

Menurut Wina, sebagian besar kisah dalam buku ini tentang kepahitan hidup. Namun yang perlu diserap dari penulis ini adalah ketegaran dan cara memilih jalan dalam menyiasati luka-luka itu menjadi pelajaran berharga.

“Sisi positif proyek menulis ini adalah healing therapy. Perempuan butuh curhat. Itu wajar. Kali ini kami mengajak para perempuan menulis untuk menyembuhkan diri dari luka-luka dan kepedihannya. Jika mereka berhasil melalui tantangan menulis untuk menyembuhkan diri, selanjutnya mereka akan tersenyum,” katanya.

Buku “Aku Mimilih Bahagia” ini diluncurkan Kamis (8/11/2018) di Ciputra World Surabaya bekerjasama dengan She Radio. Menandai peluncuran, digelar talkshow tentang proses kreatif menulis buku dari cerpenis Vika Wisnu, dan editor Heti Palestina Yunani. Selain itu juga ada fashion parade ala penulis yang memakai busana kreasi warna ungu sesuai warna dominan buku mereka. (ipg/tin/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
32o
Kurs