Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya menerapkan program Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang mengintegrasikan berbagai layanan seperti tilang, pemrosesan barang bukti, dan konsultasi hukum melalui satu pintu untuk mempermudah pelayanan pada masyarakat.
Berdasarkan data, tiap bulannya Kejari Surabaya menerima rata-rata 10 Laporan Pengaduan Masyarakat (Lapdumas), baik pengaduan dugaan tindak pidana korupsi mau pun masalah umum lainnya.
Mengingat tingginya interaksi publik, Kejari Surabaya berupaya meningkatkan kualitas pelayanan pegawainya dengan menggelar public training tentang komunikasi pelayanan publik. Acara itu dilaksanakan di Prigen, Jawa Timur pada tanggal 9 sampai 11 September 2022.
Danang Suryo Wibowo Kepala Kejaksaan Negeri Surabaya mengatakan pelatihan itu bertujuan meningkatkan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Kegiatan itu juga untuk meningkatkan sinergitas seluruh jajaran, mulai dari pegawai hingga honorer. Semua dilibatkan, pelayanan publik harus semakin optimal,” jelas Danang, Sabtu (10/9/2022).
Berbagai pelatihan diberikan mulai dari service excellent, public speaking, master of ceremony (MC), hingga team building.
Menurutnya, kenyamanan masyarakat menjadi prioritas utama ketika berkunjung atau mengurus suatu hal di Kejaksaan. Sehingga, pelayanan harus terus dikembangkan dan diperbarui.
Dia juga menegaskan, pihaknya selalu siap menerima pengaduan masyarakat terkait kendala atau keluhan.
“Berhadapan dengan masyarakat jadi tugas sehari-hari, sebisa mungkin kemampuan komunikasi dan pelayanan terus kami upgrade. Kalau masyarakat ada yang kurang nyaman bisa langsung kontak ke hotline WhatsApp di 08113111138,” lanjut Kajari.
Melalui pelatihan itu, Danang berharap seluruh jajaran Kejari Surabaya sebagai pelayan publik semakin sadar dan memahami kebutuhan masyarakat untuk memberikan pelayanan prima.
Andi Ariska Yogatama salah seorang peserta mengatakan senang dan menyambut baik kegiatan itu. Selain belajar banyak tentang cara menyampaikan pesan secara komunikatif dan menyenangkan, dia juga merasa semakin kompak dengan rekan-rekannya.
“Banyak yang dipelajari dan dipraktikkan. Semuanya dilakukan serius tetapi fun. Sangat bisa diterapkan di pekerjaan sehari-hari terutama yang berhubungan dengan masyarakat. Beberapa sesi permainan kami dituntut bisa berkomunikasi dan bekerja sama sekaligus. Jadi makin akrab juga,” ungkapnya.(dim/dfn/rid)