Sabtu, 23 November 2024

Tes Mapel SBMPTN Dihapus Dinilai Lebih Bebaskan Siswa dalam Memilih Jurusan

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Peserta SBMPTN ikuti ujian. Foto: kesekolah.com

Nadiem Makarim Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) secara resmi telah menghapus tes mata pelajaran dalam seleksi masuk PTN lewat jalur SBMPTN. Hal tersebut disampaikan kemarin oleh Mendikbud Ristek, melalui dalam konferensi pers episode ke-22 secara daring, pada Rabu (7/9/2022).

Kebijakan tersebut diambil, karena Nadiem menilai tes SBMPTN yang mengujikan mata pelajaran sangat membebani siswa-siswi selama ini. Selanjutnya, seleksi nasional berdasarkan tes akan diganti dengan tes skolastik.

Tes skolastik sendiri, merupakan tes yang mengukur kemampuan kognitif yang mencakup penalaran umum dan kemampuan pemahaman

Menanggapi hal itu, Prof. Dr. Mochamad Ashari Rektor ITS Surabaya, pada Radio Suara Surabaya Kamis (8/9/2022) mengatakan, bahwa kebijakan tersebut sejatinya sudah tepat, dan akan memberikan kemudahan siswa-siswi mencoba program studi kuliah yang diinginkan.

“Tapi prinsipnya saat kuliah nanti tetap seperti biasanya ya. Siswa-siswi itu harus menguasai mata pelajaran (Mapel) terkait untuk modal dasar perkuliahannya. Semisal jurusan kedokteran, berarti harus menguasai Mapel Biologi dan semacamnya. Kalau teknik elektro mesin, harus siap Fisika dan Matematika,” ujarnya.

Apalagi, kata Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) 2022 ini, kebijakan terbaru Mendikbud Ristek tersebut sebelumnya sudah didukung dengan kurikulum “Merdeka Belajar” yang telah meniadakan penjurusan IPA dan IPS pada tingkat SMA.

Sementara itu terkait penerapan tes skolastik yang menggantikan tes mapel, menurut Prof Ashari, mempunyai plus minus. Faktor plusnya, kata dia, kalau siswa-siswi tersebut sudah terkenal pintar, kemungkinan besar hasil tes skolastiknya akan bagus.

“Tapi minusnya, kita tidak bisa mengetahui apakah dia pintar juga di pelajaran yang dipilih seperti biologi atau fisika,” ujarnya.

Untuk itu, para pengajar perguruan tinggi, mulai saat ini harus sudah menyiapkan mata kuliah pengantar dengan lebih maksimal, agar para mahasiswa baru nantinya bisa mendapatkan pemahaman dasar lebih lengkap, saat awal memulai kuliahnya.

Penghapusan kebijakan tes mapel yang digantikan tes skolastik untuk SBMPTN tersebut, mendapat respon beragam juga dari masyarakat. Banyak orang tua yang mendukung kebijakan itu karena dinilai memberi kebebasan pada para siswa-siswi, menentukan jurusannya.

“Saya setuju dihapus untuk tes pakai Mapel, karena buat apa kalau di dunia kerja kurang terpakai, dan yang kepake ilmu nalar seperti tes skolastik,” ujar Hengky Lesmana pendengar Suara Surabaya dalam program Wawasan.

“Setuju sekali, karena mata pelajaran yang saya ikuti dulu juga jarang terpakai dan tidak sesuai dengan pekerjaan. Yang sangat diperlukan itu sekarang ilmu logika, karena hampir semua pakai itu,” ucap Rizal Awaludin pendengar SS.

Namun, ada juga yang kurang setuju, dan menilai waktu kebijakan tersebut diambil kurang tepat karena banyak yang sudah terlanjur mendaftarkan putra-putrinya untuk ikut bimbel persiapan SBMPTN.

“Kalau saya pribadi kurang setuju karena tes skolastik itu terlalu umum. Cocoknya untuk tingkat SD, SMP, SMA. Kalau untuk perguruan tinggi rasanya terlalu umum dan kurang pas,” jelas Ahmad Fatonny pendengar SS. (bil/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs