Golongan darah seseorang mungkin menjadi faktor risiko untuk terkena stroke dini, demikian temuan studi dalam jurnal Neurology yang disiarkan Medical Daily awal September ini.
Dalam studi tersebut, peneliti dari University of Maryland School of Medicine (UMSOM) mempelajari profil genetik orang-orang dan kemungkinan kontribusinya terhadap risiko stroke dini (EOS) atau stroke yang terjadi sebelum seseorang mencapai usia 60 tahun.
Mereka lalu menganalisis 48 studi berbeda yang mengamati EOS pada orang berusia 18-59 tahun. Secara total, ada 16.730 kasus EOS.
Seperti yang dilansir Antara, Rabu (7/9/2022), peneliti menemukan hubungan yang signifikan antara EOS dan bagian dari kromosom yang menentukan golongan darah. EOS cenderung dihadapi mereka yang memiliki golongan darah A. Sementara golongan darah O lebih kecil kemungkinannya.
Secara keseluruhan, mereka yang bergolongan darah A memiliki risiko EOS 16 persen lebih tinggi, sedangkan orang bergolongan darah O memiliki risiko stroke 12 persen lebih rendah dibandingkan golongan darah lain.
Tetapi, tidak berarti golongan darah A harus khawatir karena peningkatan risiko yang tak besar. Peneliti mencatat, temuan ini memerlukan penelitian lebih lanjut karena golongan darah tertentu membawa risiko stroke yang lebih tinggi.
“Kami belum tahu mengapa golongan darah A akan berisiko lebih tinggi, tetapi kemungkinan ada hubungannya dengan faktor pembekuan darah seperti trombosit dan sel yang melapisi pembuluh darah serta protein lainnya, yang semuanya berperan penting dalam perkembangan pembekuan darah,” kata Steven Kittner, peneliti utama studi.
Untuk saat ini, orang-orang dapat mengurangi risiko stroke dengan melakukan gaya hidup sehat seperti rutin berolahraga, mengurangi asupan garam, memasukkan lebih banyak buah dan sayuran dalam menu diet, dan berhenti merokok. (ant/des/ipg)