Sabtu, 23 November 2024

Pertemuan Puan-Airlangga Idealnya Menghasilkan Kesepakatan Politik untuk Pemilu 2024

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Airlangga Hartarto Menko Perekonomian dalam konferensi pers bersama Puan Maharani Ketua DPR di lobby gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/2/2020). Foto: Faiz suarasurabaya.net

Emrus Sihombing Pengamat Politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) mengapresiasi rencana pertemuan Airlangga Hartarto Ketua Umum DPP Partai Golkar akan bertemu Puan Maharani Ketua DPP PDI Perjuangan, akhir pekan ini.

Menurutnya, pertemuan bisa menjadi ajang silaturahmi dua elite politik yang mengutamakan keberagaman, pluralitas, inklusivitas, dan persatuan.

“Rencana pertemuan Puan Maharani dan Airlangga Hartarto suatu pertemuan negarawan yang memang sama-sama punya garis politik tentang keberagaman, tentang inklusivitas,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (31/8/2022), di Jakarta.

Komunikolog itu berharap kedua pimpinan parpol calon peserta Pemilu 2024 tersebut sejalan dalam menggelorakan semangat Indonesia dan Nusantara.

“Dua figur politikus itu sangat homogen dari sudut kendonesiaan dan kenusantaraan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, dia mendorong supaya pertemuan Puan Maharani dan Airlangga Hartarto menghasilkan kesepakatan politik.

“Pertemuan itu bisa lebih produktif kalau ada semacam kesepakatan di panggung belakang,” tambahnya.

Kesepakatan itu bisa berupa pencanangan pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), sekaligus kesepakatan untuk merangkul seluruh kekuatan politik.

“Mudah-mudahan, pertemuan mereka ada semacam kesepakatan memasangkan Puan Maharani menjadi calon presiden dan Airlangga menjadi calon wakil presiden Pilpres 2024 dengan catatan merangkul semua kekuatan politik dalam kerja sama politik,” sebutnya.

Puan Maharani, sambung Emrus, bisa memainkan peran pemimpin dengan karakter keibuan yang mampu merangkul dan membuat nyaman seluruh kekuatan politik.

Sedangkan Airlangga punya kemampuan sebagai nakhoda bidang ekonomi. Hal itu terbukti dengan keberhasilannya menangani pandemi Covid-19 sekaligus menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.

Sementara itu, Deddy Kurniansyah Direktur Indonesian Political Opinion menyatakan kunci perubahan peta koalisi termasuk keterusungan tokoh akan bergantung pada PDI Perjuangan.

“Koalisi sekarang yang terbentuk tidak akan menemui titik jenuhnya. Artinya, mereka tidak akan terkonfirmasi koalisi kalau PDI Perjuangan belum mengambil keputusan-keputusan elite yang signifikan,” katanya.

Dia melanjutkan, sebagai partai pemenang pemilu, manuver PDIP sangat ditunggu untuk menentukan bentuk koalisi-koalisi ke depan.

Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang beranggotakan Partai Golkar, PPP dan PAN masih berupa semi komitmen.

Namun, posisi Partai Golkar dalam koalisi, mau pun Airlangga sebagai Ketua Umum sangat positif.

“Ada orientasi kedua, lobi politik para elite. Dengan kiprahnya sebagai Menko Perekonomian dan keberhasilan menjaga ekonomi tentu menjadi prestasi yang diakui para elite politik. Sehingga, walau pun elektabilitasnya masih rendah, Airlangga tetap potensial diusung sebagai capres,” tegasnya.(rid/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs